Saturday, 31 August 2019

Rahasia mengalami mujizat

Yairus, dikisahkan sebagai kepala rumah ibadat untuk mempelajari rahasia mujizat Tuhan. Yesus menyembuhkan orang di Gerasa, tapi diusir lalu Ia menuju ke timur untuk memberitakan Injil. Langkah pertama dalam mengalami mujizat Allah, adalah datang kepada Allah. Beriman kepada Yang Benar. Tidak gengsi, tidak memandang status sosial. Namun datang dan tersungkur, sudah tidak ada lagi sesuatu yang dipertahankan. Hari hari ini, banyak orang salah fokus, mencari kedekatan kepada manisia. Tapi ini adalah sia-sia. Tuhan yang harus menjadi andalan dan yang terutama dalam hidup kita.  Langkah selanjutnya adalah penyerahan diri kepada Tuhan. Mujizat diawali dengan berserah benar kepada Tuhan. Ketika kita layak mendapat pertolongan Tuhan sebagai interupsi atas apa yang sedang kita nantikan, kesulitan dihadapi karena ketidak-sabaran dalam penundaan berkat yang akan kita terima. Selanjutnya adalah sadar di dalam pengharapan sebagai langkah ketiga. Tidak protes, tidak bersungut-sungut. Jika ada orang yang ingin menggoncangkan iman kita, namun kita harus tetap berharap pada Tuhan. Karena hanya orang yang mengalami saja yang dapat menceritakan apa yang sebenarnya dialami. Percaya saja pada Tuhan.

Friday, 30 August 2019

Copy paste

Ben makin melek.. yukk

ADA APA DIBALIK RUSUH PAPUA DAN PINDAH IBU KOTA ?

Oleh : Anton Permana.

(Direktur Executive Forum Musyawarah Majelis Bangsa Indonesia).

Banyak yang bertanya dan belum puas dengan ulasan penulis terkait isu diatas. Yakni tentang rusuh Papua yang masih membara hingga saat ini, dengan gema gempita pindah ibu kota ke Kalimantan. Kenapa dua hal krusial ini bisa terjadi beriringan. Tidak mungkin insiden besar ini terjadi tanpa ada perencanaan ataupun aktor yang menggerakkan.

Untuk menjawab dua hal ini lebih spesifik, akhirnya penulis memutuskan mencoba membuat analisa lebih lanjut dan juga menukik lebih dalam, sebagai bentuk sharing informasi dan pengayaan pemahaman kita bersama, untuk Indonesia negeri tercinta.

Empat tahun yang lalu diawal masa pemerintahan Jokowi. Ketika penulis melakukan perjalanan dan mendampingi Wagub Sumbar ketika itu (Alm) Muslim Kasim. Penulis dikenalkan dengan seorang pria (penulis lupa namanya) warga keturunan asal Kalimantan yang ketika itu mengaku sebagai aktor utama yang menggerakkan dan merancang ‘cyber force’ tim Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta dan berlanjut ke Pilpres. Atau umum dikenal dengan sebutan Jasmev.

Singkat cerita. Percakapan kami ketika itu di Plaza Indonesia lantai 4, pria tersebut membuka I Pad nya yang memperlihatkan sebuah gambar animasi rancangan kota modern dengan design 4 dimensi yang begitu luar biasa. Sebuah design kota (meskipun belum sempurna ketika itu) sudah memperlihatkan sebuah tatanan kota metropolis yang moderen, hijau, artistik futuristik, lengkap dengan segala fasilitas digital, community centre, kondo apartemen, gedung pencakar langit, MRT, monorel, pelabuhan udara (dengan konsep aerotropolis), pelabuhan besar, jembatan-jembatan indah, serta sebuah Istana nan megah lengkap dengan bangunan perkantoran disekitarnya.

Karena penasaran dan takjub, penulis bertanya rancangan kota dimanakah itu ?. Kemudia si pria sambil setengah ketawa menjawab, “ ini adalah konsep Jakarta kedua 10 tahun kedepan setelah Ahok jadi Presiden. Hahahaa... “. Meskipun kedengarannya setengah bercanda, tetapi obrolan hari itu cukup berkesan bagi penulis hingga hari ini, ternyata gambar animasi sebuah kota besar yang beredar banyak di sosial media hari ini tentang Kalimantan, boleh dikatakan mirip dengan gambar empat tahun yang lalu penulis lihat. Walaupun ketika itu si pria sudah mengatakan bahwa rencana Jakarta kedua itu akan dibangun di Kalimantan.

Ketika si pria berkata demikian, penulis jujur ketika itu kurang yakin dan percaya. Bahkan anggap angin lalu saja. Baru setelah presiden Jokowi mengumumkan secara terbuka bahwa akan memindahkan ibu kota ke Kalimantan barulah penulis ‘ngeh’ dengan apa yang dikatakan si pria warga keturunan tersebut.

Cuma yang akhirnya menjadi catatan penting bagi penulis adalah, berarti wacana pindah ibu kota ini dudah dirancang, dipersiapkan, sejak lama dengan demikian matang. Bukan kaleng-kaleng. Buktinya, Jokowi begitu percaya diri, optimis akan memindahkan ibu kota ditengah kerusakan ekonomi, tata kelola pemerintahan hari ini. Desakan hutang, defisit anggaran, BUMN bangkrut dan mau dicaplok China, seolah tak ada masalah dengan ini.

Yang menarik lagi, pengumuman pindah ibu kota pada tanggal 16 Agustus yang lalu, langsung disambut dengan insiden rusuh Papua yang berdarah-darah penuh anarkisme, jatuh korban jiwa dari aparat bahkan sampai kedepan istana negara.

Pada titik inilah, sebenarnya pokok bahasan judul diatas bisa kita cari benang merah untuk menganalisis apa motif dan orientasi dari dua kejadian besar dihari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 74 tahun ini. Berikut hasil analisis penulis yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan refrensi data terpercaya.

1. Pindah ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan adalah skenario besar dari China. Kenapa ? Karena Kalimantan mempunyai peran penting dan posisi strategis bagi program OBOR (One Belt One Road) sebagai pintu masuk China untuk menancapkan hegemoninya lebih dalam di kawasan Asia. Dan kalimantan secara geografis juga sangat dekat dari China, dan juga secara demografis (data kependudukan) komposisi warga keturunan china di Kalimantan cukup dominan dan kuat. Jadi Kalimantan memang sangat seksi dimata China dan wajib dikuasai.

2. Sesama kita ketahui. Ibu kota adalah ‘centre of gravity’ sebuah negara. Didalam peperangan militer, ibu kota adalah symbol penaklukan dari sebuah negara. Apabila ibu kota negara berhasil direbut dan ditaklukan, berarti itu akan sama dengan keberhasilan menaklukan dan menguasai negara.

Kondisi Jakarta yang begitu padat dan mengakar secara geokultural dan geografis (berada pada lingkar dalam pertahanan negara). Tentu akan sulit menembus dan menaklukan Jakarta yang begitu besar dan sudah berurat berakar dikuasai banyak negara (tidak saja Indonesia) lainnya berdasarkan kepentingannya masing-masing.

Disinilah cerdiknya China. Trauma akan lengsernya Ahok dan gagalnya proyek reklamasi Jakarta dan Meikarta. Menjadikan China mempercepat agenda pemindahan Ibu kota Indonesia ke Kalimantan. Tujuannya apa ? Kalau ibu kota di pindah, maka Jakarta akan lumpuh. kekhususannya pun akan dipreteli dan dicabut. Semua kendali negara dipindahlan ke tempat ibu kota baru yaitu di Kalimantan.

Nah apabila ibu kota baru sudah berdiri dan berjalan, maka secara otomatis ‘remote control’ negara Indonesia yang selama ini berada di Jakarta akan berpindah tangan ke Kalimantan. Dan ini sama artinya, semua kendali negara kita akan berpindah tangan ke Kalimantan. Secara paralel, seiring proses pembangunan ibu kota ini berjalan, China dengan mudah akan memobilisasi rakyatnya untuk masuk dan migrasi ke Kalimantan. Agar kemudian menjadi mayoritas dan menguasai mutlak Kalimantan secara penuh. Mulai dari fisik ekonomi, politik, dan komposisi jumlah penduduk seperti sejarah berdirinya Singapore dengan menyingkirkan pribumi melayu. Dan ini bukan hoax atau halusinasi karena fakta dan data ke arah itu sudah terbuka terang benderang.

3. Skenario peta jalan perpindahan ibu kota ini langsung terbaca oleh si adi kuasa Amerika bersama aliansinya. Kalau Kalimantan menjadi pintu masuk program OBOR China, Maka Papua adalah pintu masuk program TPP (Trans Pasific Partnership) Amerika dan aliansinya untuk membendung hegemoni China di Asia-Pasific. Papua sejak masa perang dunia pertama dan kedua pun sudah memiliki arti penting bagi Amerika.

Bahkan juga, secara kebijakan pertahanan, Amerika sudah menjalanka konsep US INDOPACOM, yaitu membentuk border aliansi segitiga India-Australia-Jepang untuk menghadapi China.

4. Jadi, perpindahan ibu kota ke Kalimantan ini sangat berdampak besar bagi masa depan Indonesia  diantara jepitan dua kekuatan besar (raksasa dunia). Perpindahan ibu kota ke Kalimantan adalah symbol kemenangan China atas Amerika dalam merebut dan menguasai Indonesia. Kalau ibu kota pindah ke Kalimantan yang notabonenya semua fasilitas, konsep, design, biaya, berasal dari China, maka Amerika bersama sekutunya akan gigit jari. Indonesia lepas dari kontrol dan hegemoni Amerika. Wajah Indonesia akan berganti menjadi Indochina. Indonesia yang selama ini ‘American Boy’ hanya tinggal sejarah dan cerita lama.

So pasti, dampak perpindahan Ibu kota ke Kalimantan, semua yang terkait penguasaan atas tanah, bumi, air, birokrasi, sumberdaya alam, aparatur, semua bergeser serta juga pindah berada dibawah kendali ibu kota baru ‘made in China’.

5. Melihat skenario ini, Amerika langsung memainkan skenario tandingan rusuh Papua untuk memecah konsentrasi, menjegal, rencana perpindahan ibu kota ke Kalimantan. Atau juga akan memutilasi Papua dari Indonesia dengan ancaman Papua merdeka, dan menjadi milik Amerika sebagai basis dan pintu masuk hegemoninya di kawasan Asia-Pasific. Karena pasti Amerika tidak akan rela ‘ladang’ suburnya selama ini akan diambil alih China. Karena sumber kekayaan alam Papua yang melimpah, serta letak grografis Papua yang tepat berada ditengah kawasan yang menghubungkan Amerika dengan Asia-Pasific-Australia.

6. Pihak Istana tentu sangat paham dan hati-hati dalam menghadapi manuver propaganda rusuh Papua yang begitu massive dan terencana ini. Makanya jangan heran, aparat Khususnya Polri, serta Istana seperti gagap menghadapi situasi ini. Bayangkan hanya dalam hitungan menit dan jam, rusuh anarkisme Papua begitu cepat meluas, massive bahkan sampai ke depan Istana dan Mabesad TNI mengibarkan bendera bintang kejora menuntut merdeka secara terbuka. Padahal kalau kita lihat antara perbandingan kekuatan TNI-Polri dengan perusuh Papua bukanlah apa-apanya.

Namun yang terjadi sebaliknya. Korban nyawa dan pembakaranpun sudah merebak terjadi di Papua. Sorong, Manokrawi, Fak Fak, Wamena, Jayapura semua membara serentak bergerak menuntut merdeka. Anehnya lagi. Sudah jelas rusuh ini begitu radikal, anarkis, dan tuntutannya merdeka, Menkopolhukam Wiranto yang dulu juga menjabat Panglima ABRI ketika rusuh mei 1998, meminta aparat persuasif tanpa senjata. Apa yang terjadi kemudian, aparat tak bersenjata menghadapi perusuh pakai senjata ya habis dibantai dengan parang, panah dan tombak.

Jadi aneh juga kalau penanganan rusuh Papua rezim saat ini bagai putri malu alias macan jadi kucing. Sangat berbeda ketika memghadapi aksi 212 dan rusuh 21-23 mei pada Pilpres yang lalu. Negara kelihatan begitu ganas, perkasa, malah semena-mena terhadap ummat Islam yang datang membawa sajadah dan kopiah.

Ketimpangan dan perbedaan ini terjadi, karena negara pasti sudah tahu siapa aktor dan pemain dibelakang rusuh Papua.

Artinya. Rusuh papua tidak lebih bentuk perlawanan Amerika melalui proxy dan aliansinya di Papua terhadap manuver China yang mau pindahkan ibu kota ke Kalimantan.

Cuma yang kita sayangkan adalah sikap pemerintah hari ini yang tidak jelas alias pengecut.

Seharusnya, Indonesia pandai memainkan prinsip politik luar negeri negara kita yaitu “ Bebas dan aktif “. Sehingga tidak perlu terkungkung dibawah ketiak satu negara secara total.

Seharusnya, Indonesia bisa memanfaatkan kondisi ini untuk menjadi peluang bargainning yang paling menguntungkan dari tarik menarik dua raksasa dunia ini. Bukan malah terjepit tak berdaya seperti sekarang ini.

Untuk itu penulis mempunyai beberapa pemikiran terhadap apa yang harus dilakukan Indonesia dalam menyikapi dua kejadian besar ini.

1. Ketika sudah berbicara kedaulatan. Apapun itu masalahnya, pemerintah harus berani dan tegas bersikap dan menyatakan bahwa aksi dan rusuh Papua itu adalah tindakan makar dan saparatisme. Dimana sebagai negara yang berdaulat, Indonesia harus memperlihatkan wibawanya sebagai sebuah bangsa yang besar dan terhormat. Caranya ; Stop komando operasi dari tangan Polri, dan serahkan penanganan rusuh Papua kepada TNI. Karena saparatisme adalah termasuk dalam dimensi pertahanan, maka ini sudah menjadi Tupoksinya TNI. Jangan paksakan lagi Polri dengan topeng bahasa klise KKSB (Kelompok Kriminal Bersenjata) untuk mengatasi hal ini. Polri itu ranahnya penegakan hukum, mengejar bandit (perampok) bukan melawan saparatisme bersenjata yang ingin merdeka dan buat negara.

2. Kalau sudah berbicara kedaulatan. Abaikan HAM yang menjadi standar ganda negara adi kuasa. NKRI harga mati mesti di implementasikan. Jangan cuma jadi slogan untuk gebuk FPI.

Penulis heran, seharusnya disaat Indonesia sekarang ini menjadi anggota tidak tetap PBB, Indonesia semestinya mempunyai posisi tawar yang kuat dalam menangkis isu HAM dalam penindakan rusuh Papua. Mainkan peran diplomasi luar negeri untuk meyakinkan bahwa Indonesia dalam rangka penegakan kedaulatan negaranya dari ancaman pemberontakan. Dan negara lain tidak bisa ikut campur apalagi mendikte urusan dalam negeri Indonesia.

3. Copot Panglima TNI, Kapolri, KaBIN, Menkopolhukam serta aparat terkait lainnya yang gagal meredam dan mengatasi rusuh Papua sampai meluas ke depan Istana. Insiden memalukan ini bisa terjadi berarti fungsi inteligent, TNI-Polri tidak berfungsi sama sekali. Atau ada yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan tertentu ?

Perlu penyegaran aparatur dan pucuk pimpinan TNI-Polri agar clear dari segala bentuk ‘titipan’ dan infiltrasi kepentingan luar.

4. Indonesia harus kembali kepada jati dirinya sebagai sebuah bangsa yang mandiri dan berdaulat. Yaitu prinsip politik bebas aktif dan tegas terhadap negara manapun kalau itu terkait kedaulatan bangsa dan negara.

Indonesia adalah negara yang besar dan lahir dari tumpahan darah pejuang serta syuhada. Jadi Indonesia tak perlu lagi bertindak seperti pelayan atau calo dari kepentingan negara lain.

5. Menunda rencana perpindahan Ibu kota dan fokus penataan kembali kondisi sosial politik, ekonomi negara yang sudah hancur. Tidak ada sebaik memperkuat diri sendiri, berdikari, dari pada menggantungkan nasib bangsa ini kepada negara lain. Tak akan ada itu negara lain yang akan mensejeahterakan kita. Omong kosong itu semua. Semua pasti ada upeti dan imbalannya. Fakta sejarah Nusantara ini pernah berjaya karena berdikari. Seperti kejayaan masa Majapahit, Sriwijaya, dan fase kesulthanan kerajaan Islam.

Kenapa ini penting, karena secara prinsip hubungan Internasional, kondisi perebutan dua raksasa saat ini terhadap Indonesia akan bisa jadi peluang dan menaikkan posisi tawar Indonesia, kalau bangsa ini kuat dan mandiri. Tapi kalau kepemimpinan negara ini lemah dan banci, maka Indonesia akan jadi bancahan atau bulan-bulanan bangsa asing.

6. Para kelompok idealis, nasionalis, kalangan ulama dan aktifis Islam perlu mengantisipasi kondisi terburuk yang akan terjadi dengan menyiapkan segera skenario ke tiga diluar dari skenario dua raksasa dunia tersebut.

Inilah saatnya kita melihat siapa yang Indonesia sejati itu sebenarnya. Siapa yang memang setia, loyal, terhadap Indonesia secara faktanya. Dan siapa sejatinya kelompok yang munafik dan para pengkhianat negara sebenarnya.

Mana yang selama ini teriak NKRI harga mati, mengaku Pancasilais, anti radikalisme dan merah putih ? Semua bungkam membisu.

Artinya, rakyat mesti sadar bahwa jargon-jargon diatas hanyalah topeng dalam menutupi kebusukan mereka selama ini. Jargon jargon manis diatas hanyalah senjata untuk melampiaskan kedengkian, kebencian mereka kepada Islam sebagai penduduk mayoritas dinegeri ini. Islam yang selama ini difitnah radikal, jahat, anti NKRI, ehh malah hari ini Papua yang terang-terangan memborong tuduhan itu semuanya.

Pemerintah tidak bisa menganggap remeh atas insiden rusuh Papua ini. Khususnya bagi para aktifis 212. Papua yang gerakannya hanya segelintir itu saja, bisa begitu perkasa membantai aparat dengan panah dan parang bahkan didepan hidung Istana, markas besar TNI AD.

Bayangkan juga kalau pada masa aksi 212 atau pada masa demonstrasi 21-23 mei yang lalu ummat Islam juga melakukan hal yang sama ? Pasti sudah bubar negara ini.

Artinya adalah. Semua pihak harus tobat dan sadar khususnya aparat negara. Kurang baik apalagi ummat Islam Indonesia. Bukan berarti ummat Islam tidak bisa bertindak seperti orang Papua. Tapi ummat Islam karena sangat cinta terhadap negeri ini dan tidak mau terjebak dalam adu domba antar sesama. Tapi kebaikan ini dibalas dengan perlakuan semena-mena dari rezim dan aparat.

Nah dengan kejadian rusuh Papua saat ini. Hati-hati, telah membuka mata hati dan pikiran para aktifis dan mujahid Islam atau jadi inspirasi besar. Bahwa yang tertanam dalam benak rakyat hari ini adalah, “ Kalau aksi itu damai dan baik-baik saja. Maka aparat akan semena-mena dengan tuduhan makar dan radikal. Tetapi kalau aksi itu radikal, anarkis, maka aparat yang akan minta maaf. Parahnya lagi, diskriminasi antara perlakuan kepada perusuh Papua dengan ummat Islam sangat jauh berbeda. Dan diskriminasi perlakuan ini sangat menyakitkan hati ummat Islam Indinesia. Mereka baru sadar, bahwa selama ini telah dibodoh-bodohi dengan penjara stigma bahasa anti toleransi, anti bhineka. Padahal semua itu hanyalah cara licik rezim hari ini membungkam dan melemahkan Islam secara sistematis “.

Untuk itu kembali kepada kesimpulan kita. Inilah saatnya bangsa Indonesia menyiapkan skenario ketiga untuk membebaskan Indonesia dari jepitan dua raksasa dunia ini.

Cukup rakyat yang jadi korban. Negara diobok-obok, kita diadu domba. Indonesia harus bangkit dari kondisi keterjajahan ini. Mari rakyat Indonesia bersatu padu, untuk mendesak pemerintah agar berani bertindak tegas, menumpas saparatisme Papua dengan tuntas. Karena kalau tidak, rusuh Papua bisa menjadi pemicu utama dari disintegrasi bangsa.

Selanjutnya masyarakat juga mendesak agar presiden serta legislatif untuk membatalkan wacana pindah Ibu kota ke Kalimantan. Karena ide ini hanyalah ibarat Indonesia memberikan lehernya kepada China. Stop jangan lagi jadi pengkhianat bangsa dengan menjadikan diri pelayan, penjilat, kepentingan China.

Mari kita kembalikan Indonesia sebagaimana amanah konstitusi kita yaitu, menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dibawah panji Pancasila. NKRI Harga Mati !. InsyaAllah.


Jakarta, 30 Agustus 2019.

(Penulis adalah Alumni Lemhannas PPRA LVIII Tahun 2018).

Copy paste

TAK BISA DIDIAMKAN LAGI,
KELOMPOK SEPARATIS/TERORIS TELAH MENYUSUP.

Kami cinta Papua, karena Papua adalah NKRI.
Tapi kami sangat mengutuk orang2 atau kelompok2 Separatis/Teroris yg ada di Papua. Mayoritas masyarakat Papua pro NKRI, namun segelintir separatis/teroris terus memanaskan situasi hingga tak canggung lagi membunuh aparat negara & merampas senjata aparat, jelas itu perlakuan BIADAB.

Negara TAK boleh DIAM, jika para elit republik ini terus menutup mata, maka sama halnya mereka mempecundangi harga diri Bangsa Indonesia. Entah mengapa nyawa aparat negara kita seakan tiada arti bila tewas ditangan Separatis/Teroris ditanah Papua, seolah petinggi negeri ini membiarkan berlalu begitu saja. Tak ada resfon AMARAH atas nama Keutuhan Bangsa Indonesia. Sungguh sangat jauh berbeda perlakuan penanganannya kpd mereka (kelompok) yg kerap dituding intoleran.

Kelompok Separatis/Teroris dari Papua bahkan tak ada lagi rasa takut secuil pun, mereka telah meludahi muka petinggi negeri ini dengan mengibarkan Bendera Bintang Kejora/OPM didepan Istana Negara Republik Indonesia. Sungguh sangat memalukan, harga diri MERAH PUTIH kita telah di injak2. Lalu mengapa kalian hanya DIAM jenderal..? mengapa tak terlihat darah kalian mendidih sedikit pun..? Jika kalian tak mampu bertindak tegas & menjaga wibawah NKRI, maka MUNDURLAH..!!

Namun jika kalian masih cinta NKRI maka bertindaklah, kami tahu  kalian sudah sangat paham apa yang harusnya kalian lakukan. Persetan dengan HAM untuk pelaku Separatis/Teroris yang JELAS MAKAR. Sejengkal tanah pun mereka (Separatis/Terosis) tak boleh pijak dinegeri ini.

Jenderaaaallll.. bicaralah, beri Komando, kami yakin prajurit2 bahkan rakyat sipilpun diseluruh penjuru negeri ini sd sangat siap & tak sabar lg menanti perintah SERANG..!
Dan kita akhiri semua itu atas nama kecintaan kita pada negeri ini.

Sekali lagi kami sangat mencintai Papua, tapi TIDAK dengan mereka yang terus merongrong Kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NKRI HARGA MATI.

Wednesday, 28 August 2019

Copy paste

Jakarta - Pola makan sangat berpengaruh pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Penelitian terbaru mengungkap orang-orang yang tidak sarapan punya risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung.

Penelitian di Sao Paolo State University di Brazil ini menganalisis 11 orang yang mengalami serangan jantung. Sebanyak 57 persen partisipan melewatkan sarapan sedikitnya 3 kali sepekan, 51 persen telat makan malam sebanyak 3 kali sepekan, dan 41 persen mengalami keduanya.

Hasil analisis menunjukkan orang yang sering tidak sarapan dan makan dua jam menjelang tidur punya risiko 4-5 kali lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung. Bahkan, serangan jantung berulang.

Dipublikasikan di jurnal European Journal of Preventive Cardiology ini menyiratkan bahwa perubahan pola makan bisa menurunkan risiko penyakit jantung.

"Dikatakan bahwa cara terbaik untuk hidup adalah sarapan seperti raja," kata Marcos Minicucci yang memimpin penelitian ini, dikutip dari Dailymail.

Menurut penelitian ini, seseorang yang tidak atau jarang sarapan cenderung punya kebiasaan buruk lainnya. Termasuk di antaranya suka merokok dan jarang olahraga.



Monday, 26 August 2019

Irregular verbs List

 List of Irregular verbs 

Search: 

Base FormPast SimplePast Participle
AbideAbode/AbidedAbode/Abided/Abidden
AlightAlit/AlightedAlit/Alighted
AriseAroseArisen
AwakeAwokeAwoken
BeWas/WereBeen
BearBoreBorn/Borne
BeatBeatBeaten
BecomeBecameBecome
BeginBeganBegun
BeholdBeheldBeheld
BendBentBent
BetBetBet
BidBidBid
BidBadeBidden
BindBoundBound
BiteBitBitten
BleedBledBled
BlowBlewBlown
BreakBrokeBroken
BreedBredBred
BringBroughtBrought
BroadcastBroadcast/BroadcastedBroadcast/Broadcasted
BuildBuiltBuilt
BurnBurnt/BurnedBurnt/Burned
BurstBurstBurst
BustBustBust
BuyBoughtBought
CastCastCast
CatchCaughtCaught
ChooseChoseChosen
ClapClapped/ClaptClapped/Clapt
ClingClungClung
ClotheClad/ClothedClad/Clothed
ComeCameCome
CostCostCost
CountersinkCountersank, CountersunkCountersunk
CreepCreptCrept
CutCutCut
DareDared/DurstDared
DealDealtDealt
DigDugDug
DiveDived/DoveDived
DoDidDone
DrawDrewDrawn
DreamDreamt/DreamedDreamt/Dreamed
DrinkDrankDrunk
DriveDroveDriven
DwellDweltDwelt
EatAteEaten
FallFellFallen
FeedFedFed
FeelFeltFelt
FightFoughtFought
FindFoundFound
FitFit/FittedFit/Fitted
FleeFledFled
FlingFlungFlung
FlyFlewFlown
ForbidForbade/ForbadForbidden
ForecastForecast/ForecastedForecast/Forecasted
ForeseeForesawForeseen
ForetellForetoldForetold
ForgetForgotForgotten
ForgiveForgaveForgiven
ForsakeForsookForsaken
FreezeFrozeFrozen
FrostbiteFrostbitFrostbitten
GetGotGot/Gotten
GiveGaveGiven
GoWentGone/Been
GrindGroundGround
GrowGrewGrown
HandwriteHandwroteHandwritten
HangHung/HangedHung/Hanged
HaveHadHad
HearHeardHeard
HideHidHidden
HitHitHit
HoldHeldHeld
HurtHurtHurt
InlayInlaidInlaid
InputInput/InputtedInput/Inputted
InterlayInterlaidInterlaid
KeepKeptKept
KneelKnelt/KneeledKnelt/Kneeled
KnitKnit/KnittedKnit/Knitted
KnowKnewKnown
LayLaidLaid
LeadLedLed
LeanLeant/LeanedLeant/Leaned
LeapLeapt/LeapedLeapt/Leaped
LearnLearnt/LearnedLearnt/Learned
LeaveLeftLeft
LendLentLent
LetLetLet
LieLayLain
LightLitLit
LoseLostLost
MakeMadeMade
MeanMeantMeant
MeetMetMet
MeltMeltedMolten/Melted
MisleadMisledMisled
MistakeMistookMistaken
MisunderstandMisunderstoodMisunderstood
MiswedMiswed/MisweddedMiswed/Miswedded
MowMowedMown
OverdrawOverdrewOverdrawn
OverhearOverheardOverheard
OvertakeOvertookOvertaken
PayPaidPaid
PresetPresetPreset
ProveProvedProven/Proved
PutPutPut
QuitQuitQuit
Re-proveRe-provedRe-proven/Re-proved
ReadReadRead
RidRid/RiddedRid/Ridded
RideRodeRidden
RingRangRung
RiseRoseRisen
RiveRivedRiven/Rived
RunRanRun
SawSawedSawn/Sawed
SaySaidSaid
SeeSawSeen
SeekSoughtSought
SellSoldSold
SendSentSent
SetSetSet
SewSewedSewn/Sewed
ShakeShookShaken
ShaveShavedShaven/Shaved
ShearShore/ShearedShorn/Sheared
ShedShedShed
ShineShoneShone
ShoeShodShod
ShootShotShot
ShowShowedShown
ShrinkShrankShrunk
ShutShutShut
SingSangSung
SinkSankSunk
SitSatSat
SlaySlewSlain
SleepSleptSlept
SlideSlidSlid/Slidden
SlingSlungSlung
SlinkSlunkSlunk
SlitSlitSlit
SmellSmelt/SmelledSmelt/Smelled
SneakSneaked/SnuckSneaked/Snuck
SoothsaySoothsaidSoothsaid
SowSowedSown
SpeakSpokeSpoken
SpeedSped/SpeededSped/Speeded
SpellSpelt/SpelledSpelt/Spelled
SpendSpentSpent
SpillSpilt/SpilledSpilt/Spilled
SpinSpan/SpunSpun
SpitSpat/SpitSpat/Spit
SplitSplitSplit
SpoilSpoilt/SpoiledSpoilt/Spoiled
SpreadSpreadSpread
SpringSprangSprung
StandStoodStood
StealStoleStolen
StickStuckStuck
StingStungStung
StinkStankStunk
StrideStrode/StridedStridden
StrikeStruckStruck/Stricken
StringStrungStrung
StripStript/StrippedStript/Stripped
StriveStroveStriven
SubletSubletSublet
SunburnSunburned/SunburntSunburned/Sunburnt
SwearSworeSworn
SweatSweat/SweatedSweat/Sweated
SweepSwept/SweepedSwept/Sweeped
SwellSwelledSwollen
SwimSwamSwum
SwingSwungSwung
TakeTookTaken
TeachTaughtTaught
TearToreTorn
TellToldTold
ThinkThoughtThought
ThriveThrove/ThrivedThriven/Thrived
ThrowThrewThrown
ThrustThrustThrust
TreadTrodTrodden
UndergoUnderwentUndergone
UnderstandUnderstoodUnderstood
UndertakeUndertookUndertaken
UpsellUpsoldUpsold
UpsetUpsetUpset
VexVext/VexedVext/Vexed
WakeWokeWoken
WearWoreWorn
WeaveWoveWoven
WedWed/WeddedWed/Wedded
WeepWeptWept
WendWended/WentWended/Went
WetWet/WettedWet/Wetted
WinWonWon
WindWoundWound
WithdrawWithdrewWithdrawn
WithholdWithheldWithheld
WithstandWithstoodWithstood
WringWrungWrung
WriteWroteWritten
ZincZinced/Zincked