Wednesday, 29 April 2020

There Are always many chances

So the progres of Technology means that there is a great number in job opportunity. Even the development of artificial intelligent opens the way to the increasing of creativity.

Guardian Angel

Always with every human being. It supports God's plan on order to bring his creatures to his perfect plan, that is the salvation.

Tuesday, 28 April 2020

His name is Jack

I am really new to the info that the man that was rejected as a new employee at KFC and even have no experience at all will surely become the number one in the Alibaba. Wow. Falls seven, stands eight.

Preparation for the best

Now is the suitable time to settle myself down. Learning and realising about the best things are about to come add me wonder to see how the big impact really is when i stay focus on my struggling Cases that need to be overcome.

You Are Awesome

I have to have more focus on that title.

Sunday, 26 April 2020

Teori penemuan kembali

Oh iya, akan tetapi semua itu karena saya.
Anda ga bisa apa-apa, untungnya anda ditemukan saya.

Sering kali, ketidak-puasan mengetuk pintu hati di saat rasa haus akan penghormatan kita pajang di depan pikiran.

Tak masalah, apakah kita penemu atau kita adalah objek temuan. Mungkin kiasan saja, namun kata temu beradaptasi pada hubungan karena suatu kedekatan. Disejajarkan dengan lawan kata, kita cenderung lebih memilih yang baik menurut kita, lantas jika pihak yang satu menaruh pemahaman lain, kita persepsikan bahwa itu karena kita. Jika unsur itu terdiri dari sedemikian banyaknya partikel penyusun, tapi dapatkah kita menyatakan secara terpisah. Bisa saja, karena suatu separasi. Sehingga Suatu dugaan yang memunculkan prediksi atau Analisis perlu diterima dan dihargai sebagai suatu bagian dari hubungan antar sejumlah fenomena yang membentuknya.

Banyak keinginan

Ada yang meningkat dalam penjualan untuk bisnis mereka, aku juga mau.

Ada yang mengalami progres dalam bidang pertanian, aku juga mau.
Ada yang bertambah penghasilan, aku juga mau.
Ada yang pelan-pelan menemukan pencapaian dalam usaha setelah lama menanti, aku juga mau.

Semuanya aku mau.

Sepertinya aku mulai kehilangan fokus.

Dibutuhkan satu fokus untuk mencapai kesuksesan. Dan memerlukan banyak keinginan untuk menunda bahkan membatalkan kesuksesan.



Be more Creative

Stay humble and focus on the responsibility for our own goals.

What is the most important during the outbreak

Stay or fight against. Do more and talk less.

Is sorry enough

Think and re-think. Or shape and reshape.

Saturday, 25 April 2020

Renungan Copy Paste

Shalom,

*RENUNGAN YG BAGUS*   
*Kekosongan dan Kesombongan*

Mobil pribadi tak lagi beranjak dari garasi. Jet pribadipun terparkir rapi di bandara. Lalu lintas udara telah ditutup. Masing-masing negara  focus untuk merawat warganya, berperang melawan musuh kecil yang tak terlihat.

Setiap manusia terkurung dalam kamarnya. Pakaian dari designer terkenal, sepatu dan jam bermerek, minyak wangi dan seonggok alat make up kehilangan artinya, tergeletak tak berguna.

Tak ada lagi meeting mendadak ataupun bisnis meeting yang menyita waktu sehingga sering kali kita tak punya lagi waktu untuk keluarga dan untuk Tuhan.

Tak ada lagi pesta yang harus dihadiri, tak ada lagi nonton bareng, tak ada pula tongkrongan di cafe, tak ada lagi arak2an dan pesta seni, bahkan uang pun terhenti di bank.. semua tak ada arti.
Apalg yg bisa disombongkan & dibangga2kan dlm keadaan spt ini?

Saat ini Tuhan sedang membukakan mata setiap orang ..
Yg terpapar di RS saat ini dengan kelas yang sama tidak ada lg kelas VIP , Super VVIP .. Orang Banyak harta , orang Miskin harta bersatu di ruang & kelas yg sama utk berjuang melawan penyakit dengan pelayanan yg sama.
Saat meninggalpun di peti yang sama tidak ada lg peti berlapis emas & tanpa bisa ditemani org2 tercinta ke liang lahat.
Orang Kaya  saat sehat semua orang mendekat & saat divonis terkena virus mematikan ini, wlupun kaya raya semua org menjauh.

Bahkan hal gereja yang megah dan mahal pun sekarang kosong, tiba waktunya setiap orang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran di dalam hati.

Yang kita butuhkan hanya makanan dan udara tuk di hirup, kita hanya ingin hidup. Selebihnya menjadi tidak penting lagi.

Dunia tak pernah melihat kesombongan narsis seperti di jaman ini!

Kabar baiknya; kita diberikan 1 kesempatan lagi untuk introspeksi, melihat kedalam diri, bertanya kepada Tuhan: "Kenapa Tuhan membiarkan saya hidup?" Untuk bersuka2 atau untuk membeli mobil barukah? Atau mungkin untuk menyelesaikan pendidikan sarjana?

Apakah tujuan hidupku sekarang? Apakah tujuan hidupku setelah pandemi Covid 19?

Mengapa Tuhan menyelamatkan aku dan mengijinkan yang lain mati?

Manfaat apa yang harus kubawa untuk sesamaku manusia, apa yang harus kulakukan dengan sisa hidupku untuk Tuhan sehingga Tuhan memberikan ku satu kesempatan lagi?

Mari kita berdoa dan bertobat. Membuat komitmen baru untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti🙏❤

Tetap Lakukan yg Terbaik untuk semua orang.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.🙏🏻

*************

Dalam waktu tiga bulan ini TUHAN ijinkan COVID-19 datang, sehingga kesulitan menimpa kita dan memaksa kita untuk melepaskan semua kesenangan, kebanggaan dan agenda pribadi kita.
Tanpa kita sadari seringkali kita menomor-sekiankan TUHAN dan lebih mengutamakan hal-hal lain melebihi hubungan kita dengan TUHAN.
Hari-hari ini iman kita sedang diuji dan kita dipaksa untuk menghancurkan semua *berhala* kita dan membangun hubungan dengan TUHAN dan dengan keluarga.
• Yang memberhalakan *olahraga*, sekarang semua stadion dipaksa tutup.
• Yang memberhalakan *uang* sekarang ekonomi runtuh.
• Yang memberhalakan *pekerjaan*, sekarang tidak bisa pergi bekerja.
• Yang memberhalakan *pergaulan*, sekarang tidak bisa bertemu teman-teman.
• Yang memberhalakan *pengetahuan dan kepintaran*, sekarang sekolah2 dan kampus tutup.
• Yang memberhalakan *makan-minum* sekarang cafe dan restoran tutup.
• Yang memberhalakan *pesta*, sekarang kumpul-kumpul dilarang.
• Yang memberhalakan *jalan-jalan atau liburan*, sekarang mall,  tempat2 wisata tutup dan penerbangan cancel.
• Yang memberhalakan *bentuk tubuh*, sekarang salon kecantikan dan tempat2 gym tutup.
• Yang memberhalakan *pelayanan dan gedung gereja yang megah*, sekarang pertemuan ibadah dilarang dan *harus live streaming*.
• Yang malas *pulang ke rumah* dan suka kesal dengan suami/istri/anak/orang tua, *sekarang setiap hari siang-malam HARUS berkumpul dengan keluarga*.

*TUHAN itu baik!*
 TUHAN tidak merancang kita untuk hancur.

Di tengah-tengah situasi sulit ini *TUHAN ingin kita kembali bersekutu dengan-Nya melebihi apapun dan DIA ingin kita mengetahui bahwa DIA sedang bekerja dan memulai musim yang baru bagi anak-anak-Nya*

Lepaskan yang lain, temui DIA dalam tempat rahasia-Nya dan dapatkan hati-Nya.

TUHAN YESUS memberkati

Friday, 24 April 2020

Copy paste

1. Dulu kalau rajin ke Gereja namanya orang SALEH, sekarang orang ke Gereja dikira orang SALAH. (Dunia sedang kacau balau/kritis)

2. Dulu IMAN yang harus kuat, sekarang IMUN yang justru diperhatikan.  (Dunia sedang waspada)

3. Dulu kalau orang bersin baca puji Tuhan, panjang umurmu. Sekarang orang bersin....., dianggap sdh mau mati. (Dunia sedang terguncang).

4. Dulu bersatu kita teguh. Sekarang bersatu kita runtuh. (Dunia sdh lain)

5. Dulu ada tamu, bawa rahmat. Sekarang ada tamu bawa sial. (Dunia Sudah Payah)

6. Dulu kalau ketemu jabat tangan. Sekarang ketemu angkat kaki (cepat pergi). (Dunia sedang Sakit)

7. Dulu Anak disuruh cuci kaki sebelum tidur, Sekarang disuruh cuci tangan sebelum tidur.   (Dunia sedang panik)

8. Dulu parfum yg kita bawa di tas, sekarang hand sanitizer spray yang dibawa (Dunia sedang dilanda ketakutan)

9. Dulu senyum sedekah, sekarang masker yang disedekahkan
.(Dunia dilanda kesulitan)

10. Dulu kata negatif tidak bagus, sekarang kata positif tdk bagus.
 (Dunia sedang bergetar)

11. Dulu pulang membesuk  orang tua membawa kebahagiaan. Sekarang membesuk orang tua disangka membawa penderitaan.
(Dunia Sudah Aneh)```

TETAP SEHAT, TETAP HAPPY, TETAP SEMANGAT DI RUMAH

🥴🥴🥴

Jiwa manusia

Memandang rupa memikat raga, menilik hati membuka nurani, dimanakah letak jiwa. Penerapan berkelanjutan dimaksudkan agar usaha menyelidiki hati bisa sinkron dengan pencarian jiwa yang tidak tentu arah dalam pengembaraan.

Pentingkah penyesalan

Mudah untuk mengambil apa saja yang diinginkan, sesuai atau tidak sesuai bahkan memenuhi hasrat untuk kepemilikan terlebih dahulu.

Arti suatu hubungan

Semua makhluk saling membutuhkan. Mengatasnamakan ketergantungan, apakah itu antar yang bernyawa bahkan pula suatu interaksi yang menggambarkan keterikatan antara yang bernyawa dan tidak bernyawa.

Thursday, 23 April 2020

Teguran tandanya sayang

Belum lama didera penderitaan karena akibat kelalaian, muncul pula gangguan baru yang terjadi secara menyeluruh. Dampak revolusi ataukah evolusi.

Catatan dari Edmodo briefing

Sejumlah aplikasi yang sesimpel mungkin bagi para pendidik dan peserta didik.

Kalau sudah jatuh cinta

Perasaan vs pikiran, haruskah disinkronisasi. Sekalipun keduanya berbeda, bisa tidak jika berjalan masing-masing.

Tuesday, 21 April 2020

Unbelievable, He fixed my Laptop

I own my laptop since the beginning of 2010, i used it for my everyday tasks. I have never considered of buying the expensive one. At least, it should have some features that might be still compatible with my daily routine. I got the laptop from one business centre in Central Jakarta. It seems like a loyal friend to me. I brought it everywhere i go. 
Mencari nama dan pujian. Wajar saja, tapi kalau keranjingan itu sudah ga benar. Sampai detik ini belum terlalu mengenal karakter dari mereka yang terbiasa mengusung popularitas dengan mengajak silaturahmi lewat kumpul ala paguyuban meeting. Lihat saja siapa yang berdatangan. Tanpa diundang pun akan gabung sendiri, ga butuh ajak-mengajak. Sayangnya hanya sementara doang. Setelah beberapa kali kebiasaan si pencari nama sudah agak memudar alias tidak menjamin untuk hangout with favorit team, disitulah akan nampak siapa-siapa saja yang masih bertahan. Daripada galau melulu mending memikirkan sesuatu yang nilainya jauh diatas sekadar group casciscusers.

Monday, 20 April 2020

Modal bagi sebagian besar usaha

Wah, rupanya sumber-sumber modal awal untuk usaha yang bahkan sudah menduduki peringkat The world Top 500, sebagian besar bersumber dari tabungan pribadi. So, gimana kalo ga punya kecukupan sumber disini, apakah harus mundur. Ternyata ada sejumlah ramuan yang turut ambil-alih dalam menciptakan keberhasilan, yang dikemukakan sebagai berikut, Focused, Fast, Flexible, Forever-innovating, Flat, Frugal, Friendly dan Fun.

Kesemuanya itu secara utuh dan berkembang menaruh perhatian untuk tetap sigap dengan cekatan, tanpa perlu memaksakan diri untuk menjadi besar, namun menuju untuk terlupakan dan hilang begitu saja.

Ngapain aja di dunia online

Dari sebuah petikan iklan radio, seyogyanya orang Indonesia itu menghabiskan enam hingga tujuh jam sehari untuk mengakses media sosial. So what. Bukankah dunia sekarang sudah jaman teknologi, kan apa-apa butuh koneksi internet. Aku pilih no comment untuk hal ini. Banyak aktivitas, apalagi di saat gencarnya Work From Home, apapun dan seperti apapun gadget yang dimiliki itu selalu di ujung jari.  Berkomunikasi yang baik, pantas lah. Menggunakan waktu sampai lupa atau bahkan membuat terbengkalai aktivitas utama. Sebaiknya direncanakan lagi jadwal harian, bila perlu dengan ketat, karena belum tentu akan mencapai seratus persen target.  Aku bahkan punya banyak pertimbangan setelah go online, umumnya berasal dari ide atau sharing yang sempat masuk di inbox. Beralih ke dunia kerja online itu tidak saja keren namun meminta keseriusan dalam menggunakan waktu dalam menjalaninya. Tidak cukup hanya berleha-leha dengan sekadar i have just done it for no reasons at all.  Apakah aku hanya pengen eksis atau sekadar mencari pengakuan bahkan rasa ingin diterima karena ketergabungan dengan suatu kelompok online, apalagi yang member nya itu berafiliasi dengan top people. Aku berusaha untuk mengembangkan hal yang sejatinya dapat mendorong aku untuk terus maju dan menemukan hal yang tersembunyi di balik tiap pembelajaran hidup.

Sunday, 19 April 2020

Itu Levi pasti

Percaya boleh kalo tidak juga bukan keharusan. Dari kesan perjalanan ke kawasan Tilong di wilayah administratif kabupaten Kupang. Hari Minggu itu berlalu dengan kegiatan hunting lokasi tanah yang sudah dibeli oleh rekan beberapa tahun lalu, sekitar lima tahunan lah. Karena kuatir tidak terurus dan sudah ada perubahan di lokasi, maka kami putuskan untuk menemukan lokasi tersebut. Berputar-putar tidak jelas dengan kebingungan pada kami semua. Jadinya sudah mahir dengan daerah itu karena lebih dari dua kali berbolak balik arah. Mana peta juga tidak ada, ini yang namanya nekad. Untungnya cuaca mendung sejak berangkat dari kota Kupang. Sampai sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menemukan lokasi, rekan kami menghubungi si bapak pejabat yang punya hak jual beberapa tahun silam. Tempatnya lagi di-steril dengan kuasa alam, atau kekuatan gaib. Dan mereka juga maunya agar nanti disepakati untuk berangkat bersama karena ada sejumlah pembeli lahan yang sampai detik ini belum pernah menyambangi lokasi yang sudah dibeli. Berat hati menunggu, kami meneruskan perjalanan hingga sampai ke lokasi yang dituju, padahal itu bukan lokasi sebenarnya. Disinilah satu rekan mengalami apa yang kata orang lokal, dia ada injak kena orang pung levi tu,. Semacam terganggunya kesehatan akibat dari melangkahi tempat yang dilarang, sedangkan keliatan bahwa tidak ada larangan sama sekali untuk melintas. Kecurigaan kami bahwa banyak orang yang masih menggunakan kuasa kegelapan secara sembarangan dengan alasan untuk proteksi lahan mereka dari pencurian,.dan lain sebagainya. Susah dipercaya ya, sekarang yang ada malah menimbulkan masalah baru, jika demikian jangan berharap banyak untuk kesejahteraan wilayah jika penghuni yang ada mengabdikan diri dengan kuasa yang bertentangan dengan ajaran kekristenan. Sampai kapan masih mempercayai dan beriman kepada dunia jahat tidak kasat-mata yang bisanya hanya mencuri, membunuh dan membinasakan. Tapi ujung-ujungnya  masih harus mempertanggung-jawabkan perbuatan mereka di pengadilan akhir yang mengahantar kepada kebinasaan abadi.

Jang paksa bekin diri inti ju hang

Waktu ame beberapa barang dari Fatukoa sore tadi, b pung kawan kastau kalo ada dia  pung sodara yang bantu muat barang kana togor karna katanya lewat orang pung depan ruma son togor. Ini keliatan mungkin serius ha, tapi sebenarnya mungkin maksud tidak bagitu. Itu orang kek makan puji karmana ko, harusnya biasa sa, te ada baru tenga satu bulan di itu tampa ju ma su bekin tingka ke mau cari pujian. Jang rasa su pung bemo ko andia mo bekin orang ju ma son pake lia ju. Itu orang yang lu mau togor tu ada buru buru ju hang, ko kanapa dia musti togor sang lu. Kan lu son ada di muka ruma ju. Ko lu pemimpin besar apa talalu ju. Bikin biasa sa, kaka. Ko lu ju biasa lewat orang pung depan rumah ju mana lu ada perna togor, ato lu pi tenga di planet mana ko, jadi lu bisa bebas bekin ame lu pung aturan sandiri. Jang talalu makan puji do. Talalu lebe-lebe. Inga ho banya orang yang terganggu deng lu pung kariang.

Diatas itu adalah kisah dalam bahasa Kupang, walau sesungguhnya bukan bahasa Kupang asli dan sejati. Hanya petikan saja, yang rupanya tidak banyak berbeda dengan bahasa Indonesia secara umum. Namun, apakah mudah diserap untuk yang baru pertama kali berada dalam zona bahasa dimaksud.

Saturday, 18 April 2020

Belum saatnya ganti henpon

Sekitar sebulan lebih henpon makin panas, terasa kalo lagi online dengan kelas. belajar. Bisa jadi karena kecerobohan. Henpon aku sudah terpakai kurang leboh tiga tahun. Sebelumny sempat punya Lenovo, seri 6000 begitu. Tapi henpon hilang, entah jatuhnya di mall atau di jalan, lupa. Pernah juga dicari dengan bantuan GPS tapi ga nemu juga, jadi wajib punya henpon lagi. Waktu itu ga banyak pertimbangan untuk punya henpon, harus 4g lah, atau ROM/RAM yang penting juga selain kamera yang cukup baik, katakanlah demikian. Jadilah aku tertarik akan Polytron 4g501 yang menurut pengamatan tidak mengecewakan, apalagi harganya dibawah sejuta rupiah. Bolehlah. Selama menggunakan, amat membantu pekerjaan aku, dan selalu menjadi andalan untuk berkomunikasi, padahal ada juga seri Samsung s2 yang kadang aku pakai untuk sekedar dengar radio atau mainkan musik, tapi enaknya harus terkoneksi dengan speaker aktif pula. Kebiasaan aku sedikit berubah dalam mengelola henpon, agak malas untuk mengecas di pagi hari, jadi sebelum beranjak tidur, aku biarkan henpon dicharge sampai keesokan harinya, alhasil performa panas juga makin mrningkat, tapi kualitas baterainya masih mantap, lho. Yang aku alami, kalo gunakan aplikasi Zoom misalnya, henpon cepat panas dan kalo menonton video di Youtube apalagi, jadi kurang nyaman saja. Tadi pagi kebetulan aku ga punya online class, jadi sempat nyari-nyari aplikasi yang sebisanya bisa membuat dingin henpon aku ini. Pas ketemu dengan Clean Master, jadinya aku ga kuatir untuk saat ini harus ganti henpon, karena sangat membantu dalam mempercepat henpon lebih dingin. Bisa coba untuk mengambilnya secara gratis di playstore.

Thursday, 16 April 2020

Pendaftaran ELTA 2020 diperpanjang

Tetap semangat buat kamu yang sedang mempersiapkan lamaran buat ELTA 2020, dari situs resminya ada perpanjangan waktu pendaftaran online yang sebelumnya di tanggal 17 April 2020 diundur sampai 30 Juni 2020. Persiapkan semua yang dipersyaratkan. Saya juga sempat browsing via australianawardsindonesia yang menampilkan detail info mengenai proses melamar beasiswa ke Australia. Yuk, berlatih dari sekarang, maybe you are the next scholarship awardee... Horeeee ...

Aplikasi untuk belajar online dari rumah

Kelas konvensional sedang beralih ke kelas daring. Pemilihan kelas yang tepat juga membuat proses belajar mengajar lebih mudah mencapai sasaran pembelajaran, yaitu adanya penyerapan ilmu yang baik. Apa saja bisa dipakai untuk media belajar, saya menggunakan diantaranya Google Classroom dan Zoom, walau ada beberapa kekurangan dari segi aplikasi menurut sebagian orang. Cukup mudah dalam penggunaan, hanya perlu sedikit usaha dalam mengupload sejumlah materi pengajaran yang masih berada di Youtube channel maupun sejumlah platform belajar gratis yang disediakan olrh pemerintah. Sempat ada link belajar yang keren banget, akan tetapi tersedia dalam bahasa Malaysia, selain belum terbiasa, dinilai akan membingungkan peserta didik karena saya menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam kelas belajar. Andai saja ada aplikasi serupa itu dalam bahasa Indonesia.

Iko ujian balom lulus ju

Orang jaman sakarang ni hampir sama ju dwng orang jaman dulu. Ya iya to bro, maksud beta, dong sama-sama Orang ha. Hehehe...itu su, lalu apa yang berubah. Kemungkinan, jaman sa yang berubah..eh, serius nih. Banya orang dong pikir kalo dong su harus tarima apa yang jadi dong pung hak, kalo b liat disini, dong manuntut supaya kalo bisa na dong bisa dapa itu bagian dari "sesuatu". Padahal, yang disyaratkan dari " sesuatu" itu adalah Ujian. Sama to, itu ana kalas satu esde minta diperlakukan sama ke anak kelas satu esempe. Karmana bisa, dong balom sampe itu proses, lah dong masih harus menjalani itu proses, sonde bisa lompat bagitu sa. Kan keliatan ke asing sa bagi batong. Tapi, katong kurang baik dalam memandang orang yang mengejar secara terburu-buru, tergesa-gesa, maju-mundur, apalai. Anggap macam ke biasa sa. Mau omong apa su kalo bagitu. Tapi kenyataan hang. Beta ju bagitu, kadang b pikir, ko itu bukan b pung urusan na, kanapa b musti repot. Apakah beta harus barenti deng orang pung bahasa, lu diam lu aman. Dulu b mungkin bagitu, tapi sakarang b su mulai ambil peran, bukan mau bikin sandiwara, sekadar ingin mengarahkan cerita sa. 

Ne'e mak hau

Hau nia naran Aron.
Hau husi Indonesia.
Hau bele kumprende Tetum lian uituan.
Hau gosta koalia iha Tetum nia lian.
Hau lahatene barak kona ba lian ida ne'e.
Hau hela iha Dili cidade durante tinan rua nia laran.
Hau iha belun barak hela iha Timor Lorosae.

Saida mak hau uza ''Hau" barak. Tamba nee'ba kona ba hau nian rasik.

Tinan kotuk hau halo visita ba Timor durante loron haat nia laran, hau hare fatin barak mak la hanesan tan. Hau halo orasaun ba hau nia maun alin sira hotu sempre iha Maromak nia liman lor-loron. 

Susah voor tidor

Basudara dong samua, beta mangkali ada banya pikiran ka apa e. Beberapa hari ni beta rasa susah tidor. Mau tidor malam sa pung susah jua, sampe jam dua pagi baru bisa tidor. Tapi beta harus bangun tempo karna musti siap par kelas online di jam dalapan. Beta terganggu deng situasi sakarang ini. Satu dunia ada pusing deng pandemi Covid-19. Samua hal mulai berubah palan-palan. Orang jua mulai berubah, dolo biasa bakudapa baciong atau bajabat tangan, tapi sakarang itu barang lagi dibatasi atau dilarang sudah kalo beta mau bilang. Kebiasaan juga mulai ikut sesuaikan deng keadaan to. Karja dari rumah, atau kalo macam beta ni karja dari kamar kost sa. Kalo pi mangajar di luar rumah harus rapi, mau urusan kaluar pi ketemu deng urusan kantor ka gereja ka atau jalan-jalan di saputaran kota musti bagaya neces, sudah biasa. Kini itu tabiat masih sama, karna mungkin balom lama ka apa. Cuman lama-lama jadi rasa asing sandiri, beta pikir, beta ni su talalu bikin repot sa deng siap diri rapi-rapi, padahal nanti karja dari rumah saja mo. Kesibukan sakarang itu kan mangajar saja par banya. Beta rasa kalo beta seng tampil rapi untuk siap karja, seperti kurang samangat atau inspirasi. Pernah beta coba untuk hanya cuci muka pagi sa, abis itu mulai siap bahan untuk upload ke jaringan, tapi baru sapuluh menit sa, su rasa manganto kayak ada baru abis karja kabong saja. Hahahae. Jadi, itu hal yang biking kadang pastiu lai. Beta masih butuh adaptasi barang beberapa minggu lai. Lagian beta pung tulisan di blog juga sudah lama seng posting. Padahal su rencana kalo mau bikin menulis sebagai gaya hidup harian. Adooooo. Jang mara bu deng usi dong, beta masih banya kekurangan jadi mohon maaf saja, balom bisa disiplin ini.  Disini su amper tenga malam, sunyi sakali, seng ada suara yang biasa baribut, dunia su senyap. Bae sudah to kalo orang dong seng talalu banya kaluar malam untuk sementara, karna angka kajahatan juga naik deng adanya banya aktivitas tenga-tenga malam. Katong samua berdoa saja supaya badai Corona ini cepat berlalu. Beta su rindu deng beta pung hobi naik sepeda kaliling kota, jadi nanti bisa barenti di tampa-tampa singgah untuk santai sambil menikmati alam. 

Wednesday, 15 April 2020

Hau la hetene ita nia koalia.

Ita ema husi ne'ebe.
Hal yang buat aku bingung, bukan ga bisa menjawab, tapi tidak tahu gimana cara menjawab.
Begitulah Nina Dos Santos, menanyakan asal aku.
Setelah beberapa lama, mulai terbiasa dengan komunikasi dengan bahasa Tetun. Aku merasa bodoh saat tidak memahami apa yang ditanyakan orang. Mengambil kursus bahasa Tetun kah. Aku memberanikan diri untuk banyak terlibat dengan orang lokal. Diakui ya, ada sekitar empat bahasa, yakni Bahasa Inggris, Portugis, Tetun dan Bahasa Indonesia di kota Dili saat itu, di tahun dua ribu tujuh. Aku juga hanya bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dilihat dan dikatakan sombong, ya sudah. Padahal ada keinginan untuk menguasai bahasa lokal orang Dili. Mengambil angkot sebagai pilihan transportasi, bukan mudah, karena keamanan tidak terjamin, atau jalan-jalan ke pasar tradisional, tidak terlepas dari kasus pencopetan atau tindak kriminal lainnya. Namun aku kira harus dihadapi, karena kapan lagi aku bisa berinteraksi dengan budaya lokal. Terlihat dua minggu setelahnya, kemampuan akan bahasa lokal mulai menampakan hasil, bergaul semakin karib dengan orang lokal, bergabung dengan aktivitas mereka, sedikit memberi harapan akan pemahaman bahasa lokal lebih baik, padahal bagi orang asing lain, Tetum language is the easiest, you can master it in less than a week. ... Alih-alih meningkatkan penguasaan bahasa Tetum, aku sampai kehilangan dompet di taksi kuning saat kembali dari kelas pengajaran dan penerjemahan di Timor Dive, belum lagi penjambretan hape yang aku alami saat melintas dari arah Pertamina ke kawasan Delta.

Kolam Sempe ( menguji ingatan akan bahasa Ambon)

Katong pindah ka tampa baru tu sekitar taong delapan puluh ampat. Atau mungkin awal dalapan lima kapa. Sebelumnya katorang tinggal di rumah panjang, akang pung nama bagitu. Barangkat dari kampong masih kacil jadi seng talalu mangarti masa kacil di kampong. Dolo katong pindah ka ambon iko orangtua pindah. Kalo beta mulai sakolah di kota ambon. Beta dolo sakolah di SD inpres karang panjang. Tapi mau bicara soal sakolah nanti saja, karna beta ada mau carita tentang beta pung tampa tinggal. Beberapa bulan sebelum katong pindah, antua bapa su mulai pi pacul itu tampa, antua karja akang itu tanah sandiri, seng ada yang bantu. Antua mulai gali tanah yang sebagian terdiri atas pasir gunung dan tanah merah. Antua karja malam hari karna pagi sampe sore karja di kantor, jadi begitu sudah. Waktu katong masuk ke rumah baru itu, seng ada acara macam-macam, langsung masuk saja. Itu rumah dari tanah yang bagimana akang pung campuran untuk tembok, lalu pake triplek di dinding atas. Rumah sederhana dan katong barapa banyak orang yang tinggal di akang pung dalam. Balom banyak orang yang tinggal di sekitar katong pung tampat. Masih alami dan sangat segar di sekitar lingkungan rumah. Orang tua dong ada batanam pisang, kasbi, papaya, cili, nangka, rambutan, durian, jambu, deng masi banyak lagi. Dia pung lokasi cukup luas. Beta masih ingat, di depan rumah tu ada tanam bunga nusa indah warna merah, paling cantik sakali. Di katong pung lokasi itu sudah beberapa kali bongkar, pernah ada Kejadian kalo ada suara ringkikan kuda yang kemungkinan kereta kencana, katanya bagitu, hal mistik. Iyo, abis masih daerah baru to. Jalan pi rumah tu ada trap-trap tanah menurun dari kantor Statistik. Paleng sanang sakali e kalo bajalan lewat situ, ada orang Jawa yang tinggal persis di ujung kantor Statistik, biasa disapa Bu Le, dia pung suami karja di kota, dia pung anak dong kayaknya satu angkatan deng beta. Tapi beberapa taon kemudian dorang pindah ka arah Ahuru sana. Walau katong di kolam sempe, tapi orang dong tau katong deng ana-ana Pule. Tinggal di lokasi yang dekat dengan alam, bikin beta sangat bergantung dengan suasana alam. Basudara dong gali parigi untuk cari air, lalu dapa sumur yang masih dipake sampe sakarang. Akang pung tampa tu paling gaga sakali e, air mangalir sampe di air kaki setan, di arah sekip atas. Jaman itu katong biasa barmaeng layang-layang kalo pas akang pung musim, yang paleng asik tu kalo layang-layang putus, katong barame-rame lari pi cari akang. Malahan sampe pada berebutan. Atau ada juga main bom-bom tanah, itu dibuat dari pasir gunung, dibentuk kayak bulatan besar bagiti, abis itu dijemur di panas matahari atau dipanggang di api. Ada lai katong pung permainan tembak-tembakan dari bambu yang ditaruh buah campoka sebagai akang pung peluru. Ada juga kebiasaan pi mandi di Arbes, tapi jalan sama-sama deng kawan kawan dong, kadang melewati jalur hutan yang dipenuhi dengan tanaman buah, misalnya gandaria, langsat,rambutan,  duku, dan kecapi, karna ada tamang yang pung kabong di hutan, jadi pas kalo musim buah katong dapa jatah makan buah sampe bodo, hahaha. Lalu katong seng sakolah ka. Waktu SD Katong sakolah batukar deng sekolah lain, karena ada dua SD di satu tampa. Kalo seng sakolah, katong isi deng balajar kalompok deng barmaeng. Itu saat tu memang paling berkesan. Samua batasibuk deng urusan rohani juga, sebagaimana katong ju ada ana-ana tunas, remaja dan pemuda. Waktu kacil banyak dipake untuk berlatih dan belajar. Kalo ada waktu luang, bisa jalan jalan deng rombongan tamang pi di pante, kayak Natsepa atau Namalatu. 

Tuesday, 7 April 2020

Copy paste

Setelah sekian lama

Ayo Move On!

------------------------------------------------------------------------------------

Covid Apalagi

Rabu 08 April 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Masih ada lagikah yang perlu Anda ketahui tentang Covid-19?

Rasanya tidak ada lagi. Anda sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini --lebih ahli dari dokter. Dokter hanya mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos --asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.

Enough is enough.

Sudah waktunya berhenti mengikuti medsos --bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19.

Saya bisa menduga --terhitung mulai hari ini-- siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran. Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee --termasuk cebonger dan kampreter.

Cukup.

Cukuplah.

Sudah waktunya move on. Banting stir.

Yang jualan sayur berhentilah ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar keliling.

Tukang-tukang cukur, belilah APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak.

Bikinlah kios cukur terbuka. Di bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.

Para pemilik hotel, berubahlah. Jadikan hotel Anda yang sepi sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan jaminan kesterilannya. Anda latih karyawan hotel dengan prosedur baru --menjadi seperti perawat. Belilah APD untuk semua karyawan hotel.

Tawarkan ke orang-orang yang ingin isolasi mandiri. Terutama ketika para pembantu mereka pulang lebaran. Mereka akan merasa lebih aman di tempat isolasi. Kalau perlu Satpam hotel ikut patroli ke rumah orang yang pindah ke hotel. Dan mereka itu takut lagi ketika pembantu mereka kembali nanti. Para pembantu itu juga perlu diisolasi 14 hari. Sebelum kembali bekerja setelah lebaran nanti.

Berundinglah sesama pengusaha hotel. Dengan moderator PHRI. Mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat. Siapa tahu ingin menunjuk beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis.

Para petani, mulailah menanam buah dan sayur. Tomat, cabai --cabai itu vitamin C-nya tinggi sekali, tapi jangan sampai ada yang bikin jus cabai --terong dan apa pun.

Yang hidup di kota, mulailah tanam sayur di pot-pot. Atau tanam sirih. Atau apa pun. Jangan tanam bunga. Pesta pengantin banyak yang ditunda. Salaman akad nikah pun sudah pakai perantara tali.

Pedagang asongan, kelilinglah membawa barang yang diperlukan saat ini: odol, sikat gigi, sabit, sanitasi, dan sebangsanya. Anda bisa menggantikan Indomaret dan Alfamart.

Pelayan-pelayan restoran bersatulah. Bikinlah usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan lainnya. Buatlah paguyuban di setiap sektor hunian. Saatnya kini kalian jadi pengusaha: ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang antar makanan.

Di Tiongkok selama Covid-19 terjadi perubahan besar-besaran. Konsumen berubah. Penuhilah keperluan perubahan itu.

Berhentilah bikin TikTok --kecuali memang kocak sekali.

Tinggalkan HP di bawah ranjang selama 6 jam sehari --dengan pura-pura lupa.

Pokoknya move on.

Percayalah tidak ada lagi info tentang Covid yang baru. Atau yang lebih luas dari yang sudah Anda ketahui.

Menunggu angka baru berapa yang mati?

Untuk apa? Apakah Anda menyamakan naiknya angka kematian dengan bertambahnya gol ke gawang Liverpool oleh Atletico Madrid?

Apakah Anda menganggap Covid-19 sama dengan Liga Champions yang skornya harus diikuti?

Mulailah tinggalkan depresi. Mulailah hidup gembira. Tung Desem Waringin saja terus bergembira di kamar perawatan Covid-19.

Saya kutipkan prinsip hidup sehatnya. Termasuk di saat sakit hari-hati ini. ”Orang gembira tidak bisa khawatir. Orang khawatir tidak bisa gembira,” tulisnya di WA yang dikirim ke saya dari kamarnya di rumah sakit.

Sambil diopname itu Tung Desem --yang sering nyebar uang dari udara itu-- terus bernyanyi. Untuk dokter, untuk perawat, dan direkam juga di HP-nya untuk dikirim ke saya.

Dari pada lama menunggu lockdown --yang tidak datang itu --lebih baik move on.

Move on-lah dengan aman, cerdik, dan kreatif. Sedang untuk mengetahui berapakah skor yang mati ikuti saja sehari sekali.

Berhentilah depresi. Mulailah hidup baru yang lebih cerdas. (Dahlan Iskan)