Percaya boleh kalo tidak juga bukan keharusan. Dari kesan perjalanan ke kawasan Tilong di wilayah administratif kabupaten Kupang. Hari Minggu itu berlalu dengan kegiatan hunting lokasi tanah yang sudah dibeli oleh rekan beberapa tahun lalu, sekitar lima tahunan lah. Karena kuatir tidak terurus dan sudah ada perubahan di lokasi, maka kami putuskan untuk menemukan lokasi tersebut. Berputar-putar tidak jelas dengan kebingungan pada kami semua. Jadinya sudah mahir dengan daerah itu karena lebih dari dua kali berbolak balik arah. Mana peta juga tidak ada, ini yang namanya nekad. Untungnya cuaca mendung sejak berangkat dari kota Kupang. Sampai sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menemukan lokasi, rekan kami menghubungi si bapak pejabat yang punya hak jual beberapa tahun silam. Tempatnya lagi di-steril dengan kuasa alam, atau kekuatan gaib. Dan mereka juga maunya agar nanti disepakati untuk berangkat bersama karena ada sejumlah pembeli lahan yang sampai detik ini belum pernah menyambangi lokasi yang sudah dibeli. Berat hati menunggu, kami meneruskan perjalanan hingga sampai ke lokasi yang dituju, padahal itu bukan lokasi sebenarnya. Disinilah satu rekan mengalami apa yang kata orang lokal, dia ada injak kena orang pung levi tu,. Semacam terganggunya kesehatan akibat dari melangkahi tempat yang dilarang, sedangkan keliatan bahwa tidak ada larangan sama sekali untuk melintas. Kecurigaan kami bahwa banyak orang yang masih menggunakan kuasa kegelapan secara sembarangan dengan alasan untuk proteksi lahan mereka dari pencurian,.dan lain sebagainya. Susah dipercaya ya, sekarang yang ada malah menimbulkan masalah baru, jika demikian jangan berharap banyak untuk kesejahteraan wilayah jika penghuni yang ada mengabdikan diri dengan kuasa yang bertentangan dengan ajaran kekristenan. Sampai kapan masih mempercayai dan beriman kepada dunia jahat tidak kasat-mata yang bisanya hanya mencuri, membunuh dan membinasakan. Tapi ujung-ujungnya masih harus mempertanggung-jawabkan perbuatan mereka di pengadilan akhir yang mengahantar kepada kebinasaan abadi.
No comments:
Post a Comment