Saturday, 23 March 2019

Sunday Reflection

Kita diciptakan dengan maksud dan tujuan yg sudah ditetapkan. Sudahkah kita mengetahui tujuan kita atau mengapa suatu barang diciptakan. Kalo tidak diketahui dengan pasti, akan berakibat pada penyalah-gunaan kesempatan yg Tuhan berikan. Bagaimana kita mengetahui tujuan hidup. Hanya dengan terkoneksi langsung dengan Tuhan. Karena Ia telah memperkenalkan jalanNya kepada Musa dan memperlihatkan perbuatannya kepada umat manusia. Setiap hari bangsa Israel melihat mujizat Tuhan. Namun, bangsa Israel tidak pernah menerima kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Yg terpenting adalah kita harus meminta The mind of God. Orang Farisi hampir setiap hari melihat perbuatan Tuhan, namun apakah mereka percaya bertobat dan diselamatkan. Dari kisah mengenai orang kusta yg disembuhkan, bahkan hanya ada dua orang saja yg datang untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Ada kisah orang yg menyesal setelah menjadi Kristen, karena kehidupan yg tdk mudah, sukar untuk memperoleh kekayaan dan sebagainya. Yang terpenting disini adalah kita harus semakin mencari hadirat Tuhan, bukan hadirat manusia. Tuhan dapat mengubah segala sesuatu dalam waktuNya. Kita berdoa supaya kita mengerti rencana Tuhan dalam hidup kita. Yang kita lakukan, berdoa saja, Tuhan setia mendengarkan kita. Alasan lain adalah kita mengijinkan Tuhan untuk ikut campur dalam setiap masalah dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus saja berdoa pada pagi-pagi hari. Sehingga Ia dapat menuntaskan setiap persoalan orang yg bermasalah setiap saat. Mengapa kita harus menemukan problem setiap saat, karena ada lisensi untuk mengalahkan masalah. licence to kill Goliath. Dengan bersyukur, kita melemparkan batu masalah yg kita punyai kepada Tuhan. Allah Bapa tidak akan dapat bekerja sampai kita mengijinkan Dia masuk ke dalam kehidupan kita. If you are pray only in trouble, you are in trouble. Alasan berikut mengapa kita harus berdoa, karena kita mengubah kata kata Firman Allah menjadi kuasa/dunamos yg dapat merubah situasi kembalikan keadaan. Kita melawan dakwaan iblis dengan memperkatakan Firman seperti ketika Yesus dicobai iblis. Ada kuasa dalam memperkatakan Firman. Faith and prayer both arw invisible, but they make impossible things possible. .... Bagaimana caranya kita berdoa... Adoration, memuji dan meninggikan Allah... Confession, mengakui dosa... Thanksgiving, bersyukur ... Supplication, permohonan...kejadian bersyukur yg Tuhan Yesus lakukan, dengan mujuzat ribuan orang yg diberi makan dari dua ikan dan lima roti, serta kebangkitan Lazarus. Prayer: the five-finger method. .... Ada kuasa dalam nama Yesus, imani dengan langkah iman jangan hanya berdoa saja. Ketika kita berdoa, kita harus mengampuni. Doa juga merupakan cara Tuhan menggunakan tanganNya memakai kita menjawab doa orang lain. Berdoa juga jangan untuk memuaskan hawa nafsu, karena sudah pasti hal tersebut tidak akan dijawab Tuhan. ... Kita juga perlu berkumpul(unity) ketika kita berdoa...serius dan disiplin dalam berdoa perlu dilakukan setiap saat. ....

Tuesday, 19 March 2019

Berbisnis sampai kapan

Tidak banyak orang menginginkan kemunduran dalam hidup. Namun jika kita hanya mengikuti pola yg sudah dikaidahi orang lain, apakah kita mampu membangun kenyataan bahwa masa depan kita ditentukan oleh apa yg kita inginkan. Ada yg membatasi diri dengan kemampuan abadi yg dimiliki dengan menukarkannya dengan ketakutan akan hari esok yg didoktrinasi orang lain. Dalam hidup, pilihan selalu ada. Mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi bukan berarti menempatkan ide orang lain akan kehidupan kita diatas ide kita mengenai masa depan kita sendiri. Sebagian orang membohongi diri, dengan tetap mengakar pada sesuatu yg bukan berasal dari dirinya. Dan hal ini akan sama seperti zat asing yg hanya akan membawa tekanan bahkan mungkin akan menghancurkan eksistensi kita dan menjadi bagian dari suatu koloni asing. Sejatinya kita menaruh prioritas pada alamiahnya pikiran kita. Apa itu. Suatu batasan tanpa batas yg merupakan sumber dari segala kebaikan pribadi. Jiwa yg memberi makna pada kehidupan nyata. Suatu bentuk yg sudah ditentukan semenjak semula, menjadi dasar bagi pengembangan diri secara mandiri melalui keluhuran nurani. Banyak gagasan dan aspek yg sulit untuk dihindari, begitu rumitnya jaringan bawah sadar yg membentuk pola kearifan diri yg dibangun secara sadar. Mengenai hal ini, sebagian membangun asumsi sebagai follower dan sisanya yg sebagian kecil adalah trend-setter.

Penjala Ikan

Tak kan ada ikan gurih di meja makan, tanpa ada jerih payah nelayan. Daging ikan sumber gizi bermutu tinggi, diperlukan semua manusia. Tiap malam mengembara di lautan, ombak badai menghadang dan menerjang. Pak nelayan tak gentar dengan perahunya, demi kita yg membutuhkan pangan..................teringat lagu yg sempat tayang di TVRI era tahun 1990-an awal. Aku bahkan masih hafal dengan lagu tersebut....menghayati negara Indonesia yg sebagian besar berupa lautan, ingin mengambil peran dalam dunia usaha pemanfaatan kelautan bagi kemajuan bangsa. Aku memiliki kecenderungan untuk tidak bersentuhan dengan laut, apa karena aku kurang atau bahkan tidak diperkenalkan dengan laut sejak kecil. Bahkan, di jaman aku dulu, laut lebih terkenal hanya sebatas sarana transportasi. Belum banyak upaya untuk menghadirkan laut sebagai potensi masa depan yg dapat dikembangkan dan dimajukan untuk mencapai ketahanan ekonomi dan pangan. Dulu, laut itu seakan misteri yg hanya dapat ditakhlukan oleh bangsa Eropa. Padahal, aku juga mengetahui kalau suku Bugis terkenal dengan perahu pinisi yg menjelajah sampai ke benua Afrika. Begitu memasuki perguruan tinggi, baru tahu ada jurusan perikanan, namun hal itu sudah bukan menjadi sebuah pilihan bagi aku, karena aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa terjun ke dunia kelautan selepas tamat dari Fakultas Perikanan. Aku ingin agar laut juga dapat dimanfaatkan secara massive guna mendukung perekonomian bangsa.

Pelayanan BPJS Kesehatan di RS Mamami Kupang

Sekitar hampir dua minggu berada dalam kondisi kesehatan yg agak terganggu. Bagaimana tidak, setelah mengkonsumsi obat pereda Flu, sebut saja Decolgen. Biasanya dalam dua hari, sakitnya pasti sembuh. Akan tetapi, sudah berlangsung lebih dari seminggu, aku menjadi was-was, rasa sakit semakin menjadi ketika aku mulai kedinginan, sakit kepala, rasa lemas sekujur tubuh, mual pusing jantung berdebar dan sesak napas serta sakit tenggorokan. Menghubungi Brigade Kupang Sehat, namun nomornya sibuk terus, bahkan hampir satu jam. Memesan taxi grab, menanti sekitar lima belas menit, dibatalin. Mencoba lagi untuk menghubungi Grab mobil, beruntung kali ini. Aku bisa diantar menuju ke rumah sakit mamami atas permintaan sendiri. Di dalam mobil, aku sudah hampir pingsan saja, karena sesak napas dan rasa lemas. Begitu tiba di mamami, aku langsung bertanya letak unit gawat darurat dan dibantu oleh petugas keamanan yg ada. Di pembaringan u ge de, aku diperiksa oleh dokter yg jaga malam, katanya sih aku baik-baik saja. Walaupun aku merasa tidak baik. Setelah itu aku diminta berbaring dan diberikan suntikan untuk menghilangkan nyeri. Bagus. Tapi aku masih gemetar dingin dan rasa tidak enak baik di mulut maupun di badan. Aku diresepkan sejumlah obat yg menurut si dokter, aku ambil rawat jalan saja. Beberapa menit berselang, aku ke konter obat untuk mengambil obat, bahkan si perawat juga menawarkan bantuan untuk memesan grab pulang untuk aku. Tapi bukan itu solusinya. Aku semakin lemas saja dan sangat membutuhkan opname. Berikutnya aku dibawa lagi ke UGD untuk diinfus, juga kebaikan perawat untuk memberikan nadi kuning, karena aku butuh makan sebelum minum plantacid, sejenis obat cair untuk mengatasi nyeri lambung dan mencegah mual akibat produksi busa asam lambung. Setelah memberikan katepe dan kartu be pe je es yg diminta, aku menunggu untuk diantar ke ruangan inap. Berhubung ruang kelas Satu penuh, aku dirujuk ke ruang kelas dua setelah dijelaskan oleh perawat, apakah bersedia. Saya menerima saja, karena tidak ada pilihan lain bagi aku selain menjalani rawat inap di rumah sakit. Secara keseluruhan, pelayanan di rumah sakit mamami cukup baik, makanan juga sesuai dengan kebutuhan pasien. Ruangan juga cukup baik, walaupun ada kendala di wastafel, apalagi di ruang kelas Melati satu, yg mana aku dipindahkan pada hari kedua. Untuk pembayaran tagihan perawatan di rumah sakit, semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Cuman yg menjadi kendala, dan hal itu disebabkan oleh aku sendiri, sehingga aku terpaksa membayar sejumlah denda yg besarnya 2,5 % dari total biaya rumah sakit, karena keterlambatan pembayaran iuran BPJS. Untungnya biaya tidak terlalu besar, jadi masih dapat ditanggulangi. Untuk pembayarannya juga bisa dilakukan via atm Mandiri atau kantor Pos dengan membawa formulir diagnosa awal yg dikeluarkan oleh bagian administrasi rumah sakit. Besar jumlah denda yg harus dibayar juga sudah tertera disitu. Dan hal ini yg kadang menjadi hambatan sejumlah orang yg harus dengan bahasanya, ribet. Padahal hal ini dimaksudkan agar melalui pembayaran iuran secara tetap waktu, semua dapat tertolong. Jadi denda keterlambatan hanya akan diberikan jika selama masa kurang dari 45 hari, pemegang kartu bpjs menjalani perawatan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Memahami hal tersebut, aku mengambil langkah untuk selalu melakukan pembayaran iuran bpjs sebelum tanggal jatuh tempo tiap bulannya. Pembayaran juga sudah dapat dilakukan melalui online, jadi pastikan untuk tidak telat membayar iuran, karena tidak dapat diprediksi kapan kita membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Tuesday, 12 March 2019

Revolusi 4.0

James Watt setelah menemukan mesin uap memberikan jalan bagi arah kemajuan dunia memasuki babak baru yaitu Revolusi 1.0. Hal ini memberikan banyak kesempatan bagi para ilmuwan untuk mulai menggunakan kemampuan mereka dalam menciptakan sejumlah mesin yg diharapkan dapat mempermudah manusia dalam bekerja. Berbagai penemuan mesin ditemukan, dan tersebar di sebagian besar kawasan Eropa. Lalu hampir seratus tahun kemudian, Henry Ford seorang yg mungkin terlihat biasa biasa saja mulai membentuk wajah dunia ketika mulai mengupayakan alat transportasi yg sedikit memudahkan manusia dengan menggabungkan beberapa mesin ke dalam penggerak yg diharapkan dapat mengurangi efisiensi dan membuat kenyamanan bagi sisi peradaban manusia, itulah masa teknologi revolusi 2.0 dan hal ini pun hampir bertahan cukup lama dan hampir mendekati satu abad. Manusia mulai berupaya untuk mewujudkan kehidupan yg lebih baik, banyak kenyamanan dan kemudahan ditawarkan sejak masa ini, sejumlah fitur dari produk pun mengalami peningkatan dan mulai merambah ke belahan dunia selatan, yg mana tidak terlalu berkembang di masa revolusi sebelumnya. Yang namanya niat kalo dijalani pastilah ada jalan yg dibukakan. Kemunculan era jaman internet di akhir masa milenium kedua, menandai perpindahan ke era revolusi 3.0 membuat dunia ini seakan lebih dekat dan apa yg selama ini terbatas mulai dirambah dengan jamahan jaringan yg memungkinkan penyebar-luasan informasi secara luas dan tanpa batas. Banyak kegelisahan muncul karena peran internet amat mengintervensi penguasa dunia yg selama ini menguasai hampir sebagian besar sumber pendapatan dunia. Pergeseran mulai dilihat dengan adanya penemuan dan pengusahaan sumber-sumber alternatif baru yg selama ini kurang maksimal dalam pemanfaatan. Dilanjutkan dengan perubahan ke dunia elektronik yg memudahkan manusia untuk mengelola kehidupan. Tidak puas sampai disini, perencanaan dan penggiatan dalam segala bidang terus dilakukan, orang mulai diperkenalkan dengan adanya suatu kumpulan Data yg bersifat massive serta menyeluruh, inilah era revolusi teknologi 4.0 yg dimulai beberapa tahun lalu dan menghadapkan kenyataan manusia akan ketiada-adaan batas dalam dunia teknologi informasi. Era digitalisasi memungkinkan kita untuk melakukan transaksi dalam bidang barang dan jasa secara mudah dan meyakinkan. Penampilan dari revolusi ini diisi dengan sejumlah unicorn baru yg mendukung entrepreneurship. Mengurangi pemanfaatan tenaga manusia, dan mulai mengganti dengan controlled invisible hands. Sejatinya manusia memiliki pikiran dan rasa namun lambat laun semuanya mulai direduksi oleh penemuan kecerdasan buatan yg dipandang lebih efiesien dari sudut waktu dan biaya. Dunia ini terus mengalami perubahan, entah era digital ini mampu bertahan sampai kapan.

Pertambahan Usia

Ingat saat ketika hadir di perayaan ulang tahun teman. Tampil berbeda, malu. Mau terlihat seragam tapi kurang berani. Berusaha untuk jadi diri sendiri seakan tak punya keberanian. Saat ramai dengan rekan yang berdatangan, kepikir kalo apa yg dibawa sebagai bingkisan mungkin tak bernilai. Atau apa jadinya nanti kalo pas hadiahnya dibuka, ketahuan isinya. Persiapan perlu juga sebelum menghadiri acara ulang tahun teman. Dan bisa menantang kalo tidak begitu kenal dengan baik. Lalu perlukah terlibat dalam absen muka. Sebagian yg diundang kemungkinan tidak mengharuskan sesuatu. Misal tampil dengan sesuatu yg baik menarik kece elegan wah dan super. Pastinya ada kebahagiaan saat ada teman yg turut hadir. Sebagian besar orang ingin dikenang hari lahirnya karena itu momen yg spesial apalagi kalo perayaan nya berkaitan dengan moment yg penting atau bersejarah. Aku dulu tidak terlalu terbiasa dengan acara ulang tahun, yg aku maksudkan adalah acara hanya mengutamakan pada rasa syukur dan pastinya ada sesi permainan dan saat foto bareng. Setelah puluhan tahun tak jumpa, dikirim sebuah foto kenangan sewaktu perayaan ulang tahun teman, rasanya dunia ini tidak ada batasannya lagi. Sebuah foto sejuta cerita. Melihat kelucuan dan keluguan saat tersebut. Karena masih belum moderen jadi mitos juga masih dipercaya. Aku bahkan punya mitos yg sempat aku yakini selama belasan tahun. Mungkin benar juga, tapi itu terjadi sebagak hasil dari keyakinan kuat yg ada di alam bawah sadar. Dari sebuah gambar berefek sephia terlihat jelas suasana yg nampaknya masih segar di ingatan. Saat teman yg berulang tahun pada hari libur nasional, agak sulit untuk menyempatkan hadir ke pesta ulang tahun. Tapi yg selalu diingat adalah teman yg berulang tahun pada hari Pendidikan Nasional, yang mana setiap selesai gelaran upacara bendera, sekelas bahkan hampir sepertiga rekan satu sekolah yg diundang untuk mengikuti acara syukuran . sangat berkesan karena ada foto kenangan yg kalo dilihat, nampak segala gejolak remaja yg terhias pada lembaran foto di album. Pengen berada di masa masa itu dan ingin menikmati indahnya kebersamaan dan persahabatan. Maunya hidup ini dikelilingi dengan kedamaian yg hakiki. Kita tidak bisa merubah masa lalu tapi kita bisa mempengaruhi masa depan. Aku berhasrat untuk belajar dan tidak mau berhenti. Sampai kapan. Sampai di saat dimana aku tidak bisa belajar lagi. Menikmati tujuan hidup pribadi secara universal, dengan tetap menggalakan kebaikan yg dijalani setiap hari. Menjadi bahagia dengan apa yg dimiliki didasari dengan rasa syukur akan kesempatan yg dipercayakan Tuhan dalam hidup. Terima kasih Tuhan akan bertambah usia yg Engkau beri. Kiranya aku dapat menjadi alat-Mu yg berguna bagi sesama dan keagungan Nama-Mu.

Sunday, 10 March 2019

Cegukan

Pernah berada di situasi ketika cegukan lebih dari satu jam, hampir satu hari atau bahkan mendekati seminggu. Yang ada malah pusing, ga bisa tidur, sulit konsentrasi apalagi kalo mau bekerja. Kepikiran terus kapan selesai cegukan. Apakah terjadi hanya karena alasan sepele bahwa ada yg salah dengan susunan diafragma. Atau bahkan mungkin jauh lebih serius dari hal tersebut. Ini yg aku alami. Setelah dipijat, sesaat setelah makan. Makanan agak pedas. Lumayan. Pakai sambal abc pedas asli. Makan juga tidak terlalu lama, karena pengen segera dipijat.menggunakan baby oil campur minyak kayu putih. Lega rasanya. Karena bisa beraktivitas setelah terkena flu selama hampir seminggu. Tapi, sekarang muncul lagi cegukan. Yang membikin aku ga bisa tidur. Tadi sudah minum air cukup banyak, sampai rasa kepenuhan. Belum juga hilang, sempat beberapa saat pergi namun muncul lagi dengan ritme yg agak sering. Yang ingin aku lakukan sekarang adalah berusaha tenang dan berharap cegukan segera selesai. Karena kuatir dengan kelanjutan. Sempat menghabiskan sekotak susu coklat ukuran seliter. Membantu juga karena efeknya terbukti sesaat setelah minum. Tapi aku harus terima kenyataan kalo beberapa kali harus ke kamar kecil dan efeknya ke be a be yg mengalir bagai derasan sungai gitu. Jadi sedikit was-was juga. Cuman aku tidak percaya kalo waktu bisa menyembuhkan, yg ada malah makin lama makin menyiksa. Aku tetap berusaha untuk tenang dan mengatur pernapasan, kiranya bisa membantu. Jadi keingat dulu pernah mengalami hal serupa di Timor Leste, bahkan sampai empat hari. Tapi sayangnya aku lupa gimana prosedur penyembuhannya.

Bendungan Raknamo

Tidak seperti dua puluh tahun yang lalu. Aku bingung ketika suatu siang terlintas Raknamo di pikiran. Pernah aku berurusan dengan nama itu ketika aku harus menjalani survey pemetaan pendidikan di Kecamatan Kupang Timur sekitar tahun dua ribu. Aku menjelal sejumlah sekolah dasar yang ada di kawasan tersebut selama sebulan. Kesulitan sarana transportasi dan akses jalan yg waktu itu masih bertanah putih, berdebu atau tanah merah, becek dan ga mudah untuk dilewati. Tapi karena penasaran dengan alam yg begitu indah dan baru bagi aku, aku upayakan untuk menghabiskan waktu yg terbaik guna memperoleh data yg dibutuhkan dalam survey, diantaranya juga dengan sedikit wawancara dengan orang lokal. Aku juga kagum dengan pemandangan perkampungan disana. Keinginan untuk kembali lagi seakan pupus karena makin lama koq ga mudah untuk melakukan trip kesana, walau pengen dan kenekatan untuk berkunjung sendiri selalu ada. Mungkin namanya nostalgia. Tidak ada yg terlalu menarik bagi orang lain, namun suatu kesan di diri aku yg ingin lagi melihat seperti apa rupanya sekarang. Setelah diresmikannya bendungan Raknamo pada beberapa waktu lalu, dengar-dengar bahwa banyak rekan teman dan pengunjung yg menghabiskan waktu untuk beranjangsana ke Raknamo. Tapi aku belum beruntung karena kesibukan yg belum bisa menginjinkan. Penasaran semakin menjadi-jadi setelah melihat sejumlah postingan mengenai keindahan Bendungan Raknamo. Akhirnya aku putuskan untuk pergi sendiri, berkendara satu jam dari kota Kupang, menghabiskan pertalite satu liter untuk bolak balik rasanya super hemat. Terlihat banyak perubahan, atau mungkin aku saja yg heran dalam ketidak-tahu-menahu-an aku mengenai suasana setelah sekian lama waktu. Aku mengambil rute jalan Timor raya dan berbelok ke arah kanan setelah km tiga puluh delapan di Naibonat, jalan yg mulus dan lebar menambah kesenangan perjalanan, dan jalur ini pun beraspal halus sampai mendekati gapura berbelok ke arah bendungan. Perlintasan dengan hawa sejuk dan agak meninggi, menampung oksigen dengan standar bersih yg hampir mendekati angka sempurna. Mendekati kawasan bendungan, bahagia rasanya karena aku bisa menginjakan kaki di salah satu bendungan terbesar di tanah air. Banyak warga memanfaatkan untuk berfoto di areal patung di areal bendungan, ataupun tulisan bendungan Raknamo maupun mengambil jalan jalan santai, nampaknya ada yg lagi melakukan pengambilan adegan syuting, film Raknamo i'm in love. Menurut pikir aku. Aku menyempatkan diri untuk mengambil sejumlah gambar. Walau sendiri, aku merasa seakan Raknamo is belong to me. Tidak bosan aku berkelana sepanjang bendungan, dan satu yg belum ketahui sampai saat ini, apakah ada karcis masuk. Karena aku tidak melihat kenampakan petugas parkir. Untuk toilet, lumayan karena mudah diakses dan cukup bersih dengan ketersediaan air bersih. Semoga hal ini dapat dipertahankan, dan bisa diupayakan lebih baik lagi. Misalnya penyelenggaraan event yg bisa mengangkat nama Raknamo dan membuat kecintaan akan Raknamo karena pesona yg tidak hanya fokus pada penyediaan air bagi irigasi di kawasan Kupang.

Angin kencang melanda Kota Kupang

Karena demam yg berlangsung beberapa hari, aku banyak menghabiskan waktu di rumah. Aku kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi semasa sakit. Ga sempat ke pertemuan rohani ataupun kegiatan doa bersama. Rasa bosan mulai melanda. Tapi ga bisa dipaksakan. Karena raga aku juga butuh pemulihan. Perlu istirahat. Walau begitu sejumlah hari aku alami dengan mimpi buruk entah nyata akan terjadi pula seolah aku berada diantara ambang sadar dan tak sadar. Siuman sudah hampir jam satu siang. Mana listrik padam dan dengan sisa sejumlah kecil persentasi baterai hape, aku mencoba melihat apa yg masuk di grup we a. Kaget bukan main karena beberapa jam lalu bahkan masih sedang berlangsung angin kencang yg mendatangkan bencana mobil kena timpaan pohon, bangunan rumah atau atap yg terhempas ke mana mana. Ngeri juga. Dan kejadiannya itu hampir merata di satu kota Kupang. Banyak pesan masuk ke we a menanyakan update terkini dari lokasi bencana. Saya biarkan saja. Karena saya pun mendapat terusan dari we a grup. Jadi saya juga tidak bisa berbuat banyak. Cuman bisa berharap kalo semua ini segera berlalu. Sempat keluar untuk belanja beberapa kebutuhan mingguan di hypermart bundaran pe u. Rasanya seperti tidak ada yg menghebohkan. Walau padam listrik berlangsung sampai hampir tengah malam, namun aku masih bisa bersyukur karena di tengah gangguan alam tadi aku sempat menghabiskan setengah bagian dari buku mengenai politik ekonomi yg aku donlod dari internet dua hari lalu.

Friday, 8 March 2019

Sekilas tentang Badan Pengawas Pemilu.

Menyimak kegiatan sosialisasi pengawasan tahapan Pemilu 2019 yang bertempat di hotel On The Rock pada Jumat ini, banyak hal baru yang penulis dapatkan bahwa kewenangan dari lembaga ini mulai dari pencegahan, pengawasan dan penindakan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghadapi pelanggaran terhadap pemilu yang berupa pelanggaran kode etik, pelanggaran sumpah/janji, serta pelanggaran administrasi. Beberapa hal yg dapat menjadi perhatian adalah potensi pelanggaran kampanye. Setelah mempelajari beberapa pola lama yg akan tetap ada di lapangan, maka dibutuhkan suatu pengawasan partisipatif. Lalu bagaimana dengan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Untuk hal ini ada dalan Undang Undang Nomor Lima Tahun 2014 tentang ASN, dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Mengenai persoalan yg dihadapi, ada mekanisme yg harus ditindak-lanjutiyaitu melalui sistem pelaporan dan temuan. Menimmbang akan kerawanan aspek netralitas ASN yg masih tinggi. Jika persoalan terkait masalah administrasi akan ditindak-lanjuti dengan membawa ke KASN sedangkan yang bersifat pidana pemilu akan diteruskan ke ranah hukum. Sehingga hal tersebut tentu saja melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan jumlah sekitar seribu tiga ratus sekian jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kota Kupang. Diteruskan dengan strategi pengawasan yg mantap,pola digunakan adalah dengan memperhatikan unsur lima we satu ha. Diadakan verifikasi untuk mengeliminir berita-berita hoax. Dalam pada itu, akan lebih mendorong lembaga pengawas untuk menggandeng sejumlah stakeholder yg ada untuk menjadi pengawas pemilu.

Thursday, 7 March 2019

Rainy Thursday

Sudah empat kamis berturut-turut hujan selalu turun hampir pada sore hari setelah jam 3 kemudian reda, lalu lanjut lagi hujan dari jam setengah enam dan berakhir sebelum pukul enam. Aku koq tau. Setiap waktu tersebut aku akan mempersiapkan diri untuk mengajar privat. Dengan bayaran yang aku minta yakni seratus ribu rupiah per pertemuan. Senang rasanya bisa kembali mengajar tambahan bahasa inggris. Aku hanya bermodalkan sejumlah bahan ajar yang cukup kompatibel. Itupun aku peroleh sebagian besar dari donlod via internet. Jadi aku hanya tinggal mengecek file pdf yang aku simpan, di laptop maupun di perangkat telepon selular yang memungkinkan pencadangan jenis file ini. Kalo mau hardcopy, tinggal diprint saja sejumlah halaman. Cukup mudah. Lama belajar biasanya berkisar antara tujuh puluh lima sampai sembilan puluh menit. Materi yang disajikan kadang bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta belajar. Ada sesi membaca ringkas, dan ada juga sesi percakapan. Disini peserta dilatih mengucapkan secara baik dan benar, dan diusahakan agar bisa dicapai dengan lancar. Kamis kemarin aku ga ngajar karena sakit, demam selama tiga hari membuat aku tepar dan terpaksa stay at home. Kebanyakan waktu dihabiskan dengan tidur dan membaca sejumlah e-book. Aku berharap peserta belajar akan bertambah lancar dalam berbicara bahasa inggris setelah tiga bulan pertama. Mengingat banyaknya konsekuensi tugas harian yang aku berikan guna mendukung pembelajaran mandiri di rumah. Hal ini dapat terevaluasi setelah ada kemajuan belajar yang sedikit signifikan pada pertemuan ketiga yang mana peserta mulai membunyikan kata-kata asing secara tepat dan tidak ragu-ragu.

Gereja tepat untuk bertumbuh

Menemukan gereja yang tepat di mana Tuhan ingin Anda bertumbuh dan melayani adalah keputusan yang sangat penting. Anda juga harus mengerti bahwa tidak setiap gereja untuk semua orang. Gereja sangat berbeda dalam apa yang mereka yakini, dalam gaya ibadah mereka, dan dalam kepribadian spiritual mereka, jadi menemukan gereja yang tepat untuk Anda tidak selalu semudah itu! Anda ingin sangat berhati-hati dan sangat berhati-hati dalam membuat keputusan itu. Itu dapat memengaruhi hidup Anda selamanya. Jadi bagaimana Anda dapat menemukan gereja yang tepat? Pertama, Anda harus mengajukan pertanyaan yang benar. Misalnya, "Apakah gereja ini benar-benar mengajarkan Alkitab?" Pergi ke gereja yang tidak memiliki hati untuk Allah atau Firman-Nya akan menjadi tempat yang salah untuk hadir. Ada banyak gereja yang hanya bertemu dan menjalani ritual mingguan tanpa dampak spiritual apa pun. Hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah berada di gereja yang tidak mengajarkan Alkitab. Apa yang harus Anda cari dalam kehidupan mereka yang menghadiri sebuah gereja? Anda harus melihat apakah orang percaya benar-benar bertumbuh dalam iman dan komitmen mereka kepada Kristus. Mengapa seorang Kristen ingin pergi ke gereja di mana tidak ada yang bertumbuh secara rohani? Salah satu tujuan utama kehidupan Kristen adalah menjadi seperti Kristus sebanyak mungkin, dan gereja yang kuat yang tertanam dalam Alkitab akan membantu Anda mengembangkan keserupaan dengan Kristus dalam hidup Anda. Penting untuk dipahami bahwa gereja tidak hanya menawarkan apa yang Anda tawarkan, tetapi juga sebanyak apa yang bisa Anda tawarkan kepada gereja. Pikirkan seperti ini: Anda ingin gereja membantu Anda bertumbuh secara rohani sehingga Anda dapat membantu gereja bertumbuh secara rohani. Anda ingin “membangkitkan satu sama lain untuk mencintai dan melakukan pekerjaan baik.” Ingatlah bahwa setiap orang percaya memiliki karunia rohani yang diberikan Allah yang ingin digunakan Allah di gereja lokal, jadi setelah Anda menentukan apa yang karunia rohani, keterampilan alami, dan talenta Anda adalah, maka Anda ingin menggunakannya di gereja Anda. Yesus berkata, “Yang terbesar di antara kamu adalah hambamu.” (Matius 23:11). Mampu menggunakan karunia dan keterampilan yang diberikan Tuhan adalah salah satu cara utama Tuhan membantu Anda untuk tumbuh secara rohani. Apa lagi yang penting untuk diketahui? Jangan pernah terburu-buru ketika mencoba menemukan gereja. Pikirkan seperti ini - Tuhan memiliki gereja yang Dia ingin Anda hadiri. Carilah bimbingan-Nya untuk menemukan gereja itu. Dia ingin Anda menjadi berkat dan pelayan bagi semua yang ada di sana. Tidak harus gereja besar atau gereja kecil. Hanya perlu satu gereja di mana Tuhan ingin Anda hadir. Bersabarlah ketika melihat. Kemudian, begitu Anda menemukan gereja di mana Allah ingin Anda hadir, berkomitmen penuh untuk gereja itu. Setiap gereja memiliki ketidaksempurnaan spiritual, jadi jangan menuntut terlalu dini dari gereja yang Anda pilih. Pergi saja dan pelajari apa artinya menjadi pengikut Kristus yang berbakti, dan kemudian mulailah menginvestasikan hidup Anda di gereja lokal itu. Hanya menjadi pelayan bagi semua orang di sekitar Anda, dan Anda akan segera menemukan betapa Tuhan akan menggunakan Anda untuk kemuliaan-Nya. Maukah Anda menemukan orang-orang Kristen sejati di dekat rumah Anda, dan meminta mereka untuk membantu memberikan bimbingan yang berarti tentang beberapa gereja pengajaran Alkitab yang baik di dekat tempat tinggal Anda? Yang terbaik adalah tumbuh di tempat yang sudah Anda tanam.

Pat Gaffney reflects on 30 years with Pax Christi UK

Pat Gaffney is retiring as the General Secretary of Pax Christi UK this year. She wrote this reflection covering her nearly 30 years in that role. 1 April 1990: the day my contract with Pax Christi began. 29 years on, I am still here (how did that happen?) but preparing to move on and create space for some new thought and energy. This article takes a long view of our work over this period, of changes within the global and domestic arenas, and in technology. Our movement has undertaken so many challenges with a spirit of ingenuity, flexibility and faithful persistence to Gospel peacemaking. 1990 was a good time to come on board. Talk was of a Peace Dividend. With the Cold War behind us, new opportunities were unfolding for economic and social growth. Spending on defence would decline and investment in arms conversion would follow. The Greenham Common Women's Peace Camp had helped to get rid of cruise missiles. Pax Christi's valiant East-West group, coordinated by Peggy Attlee, having worked towards one Europe, was prepared for the new challenges of creating a common home. In the summer of 1990 our British section of Pax Christi hosted in Clifton Diocese an international 'route' for young people, with the theme, Let's build a Europe of Peace. Sadly, many of those hopes crashed on 2 August when Iraq invaded Kuwait and what was to become protracted war in the Gulf and Middle East began. Goodbye peace dividend. As a 'new' person four months into the job, the prospect of sliding into war was daunting! Thankfully, friends in the Fellowship of Reconciliation, Christian CND, the National Peace Council (NPC) and Campaign Against Arms Trade (CAAT) were ready to create common plans. Could we de-escalate the tension by urging our Government to prevent a full military response from the USA? Setting up communication systems was key. Pax Christi at that time had one temperamental computer, an old but sturdy Adler typewriter, and a photocopier. My first big purchase was a FAX machine - essential for getting out press notices, sharing drafts of leaflets, sending letters to Government and so forth. By Spring 1991 we had established the Christian Coalition for Peace in the Gulf and a 'Call for Action' supported by church leaders, religious communities and groups around the country. In response to military attacks and then years of sanctions against Iraq, weekly vigils were held nationwide. The NPC ran a conference that became a springboard for much joint work, including the creation of the Peace Education Network (PEN) and a more focused response to the UK's arms trade to the region - in particular that of British Aerospace. Meanwhile, we kept a watching brief on developments around Trident. Peace activists and theologians reflected on the morality of nuclear weapons. Support for the annual Ash Wednesday witness grew, moving beyond London to Liverpool, Cambridge and Scotland. We organised a Christian lobby of Parliament on Trident and produced resources for the 50th anniversary of Hiroshima to revive awareness and campaigning. Through our international links, and in partnership with the Catholic Institute for International Relations, CAAT, and TAPOL, an organisation promoting human rights in Indonesia, we became a member of the Stop the Hawks: No Arms to Indonesia Coalition, opposing the UK's role in supplying arms that were used to terrorise the people of East Timor. We supported nonviolent action against British Aerospace, including the BAE Ploughshares in 1993 and the Seeds of Hope Ploughshares women in 1996. We held a joint lobby of Parliament, vigils and campaign events. Around the country members engaged in solidarity actions with students from East Timor. Our then president, Bishop Victor Guazzelli, gave great support to all of this work. In 1996 I visited East Timor and was able to experience the deep meaning of solidarity: sharing accounts of these UK peace actions and bringing home stories of hope and nonviolent resistance by the East Timorese. Hosting the Pax Christi International Council in London in 1997, we invited Fr Domingos Soares to come from East Timor and receive the Cardinal Alfrink Peace Award, along with Maria de Lourdes Martins Cruz, in recognition of their work for peace. If the start of the 90s brought hopes of a peace dividend, 1998 brought hope for Northern Ireland with the Good Friday Agreement. Pax Christi's Northern Ireland group had been working for years in partnership with Pax Christi Ireland and others - building bridges, creating volunteering opportunities, speaking out about the abuse of human rights and more. Fresh approaches to 'winning the peace' were called for and we organised a conference in 1998 on the theme Reconciliation and the Healing of Memories and in 2001 Northern Ireland: Reconciling a Divided Community. Formation in peace and nonviolence has always been a priority for Pax Christi with support from the Christian Peace Education Fund, established in 1982. We co-founded and subsequently facilitated PEN, with its annual conferences all through the 1990s and early 2000s. We developed training within other institutions including the Missionary Institute London where we helped initiate an MA in applied theology: The Peace & Justice Mission Studies programme. We have run courses in active nonviolence with the Conference of Religious, students in pastoral ministry, prison chaplains, and St Ethelburga's Centre for Peace and Reconciliation. Throughout the 90s we worked ecumenically with the Churches Peace Forum producing resources and workshops for the World Council of Churches' Programme to Overcome Violence. We contributed to the powerful training scheme arranged for the Jubilee Year 2000 by the National Justice and Peace Network (NJPN) and have co-hosted three annual conferences with NJPN on peace-related themes. This accumulated experience underpins our current work on nonviolence with the Vatican. A constant in our outreach and education has been Peace Sunday. Since it began in 1967 Pax Christi has played a unique role in amplifying the World Peace Day message through homilies, prayers, discussion questions, children's activities, giving every parish in England and Wales the opportunity to celebrate the theme and deepen awareness of the peace teaching of the Church. Writing now in the eighteenth year of the 'War on Terror', I recall work initiated in 2002 by theologians and members of Pax Christi who produced the Declaration on the Morality and Legality of the War Against Iraq. Gathering the public support of hundreds, including prominent church leaders, we were thrust into the limelight of national TV and press. That declaration helped to create a critical momentum around the country casting grave doubt on the war. We heard that Downing Street was fed up with these outspoken Christians. With CAAT and other Christian groups we launched the Called to Conversion message that, though called to be peacemakers, as a nation we sow the seeds of war. We devised petitions, tools, liturgies, which enabled groups to engage in arms-trade campaigning with various government departments over several years. After years of global polarity which saw security framed almost exclusively in terms of military strength, we began to consolidate our approach. With the Fellowship of Reconciliation we produced Security for the Common Good - a document arguing the case for redirecting money away from military defence, nuclear deterrence, the arms trade, and towards investment in human, sustainable security. We became a key organiser of the annual Global Campaign on Military Spending, providing a dedicated website and popular campaign materials. These encouraged people to take to town centres, cafés, schools, government departments, and stimulate political debate by offering 'people's budgets' that prioritise education, health, climate change over military spending. With the Network for Christian Peace Organisations (NCPO) we developed this approach in several General Election briefings and, more recently, briefings on Trident and the Nuclear Weapons Ban Treaty. In 1999 Patriarch Michel Sabbah became Pax Christi's International President at our world assembly in the Middle East. Taking part in delegations and organising visits to Palestine opened new partnerships with Palestinian and Israeli peace groups. The Separation Wall was being built, along with other 'facts on the ground' that made daily life for Palestinians impossible and enshrined the illegal occupation of Palestine. Our support for the Ecumenical Accompaniment Programme in Palestine and Israel (which led to several members becoming volunteers), campaigns such as People need Bridges not Walls, and the Week of Prayer for Palestine and Israel, have allowed us to become a voice for our partners and engage in education and advocacy work. One gift of this partnership is the Pax Christi ICON of Peace, created in Jerusalem, presenting stories of peacemaking and reconciliation across time and many traditions. Since 2004 the ICON has been exhibited in British cathedrals, schools, prisons and parish churches - an inspiration for prayer throughout the '100 Days of Peace' surrounding the 2012 Olympics, and at the 2018 Eucharistic Congress. Through the great communication shift - websites, Facebook, Twitter, online shopping, e-newsletters - our message today reaches a much wider national and international community. Providing sound alternative news, advocacy tools, accessible education resources, notice of events and campaigns, reports about the work of members - this has become a priority for us. At the same time we produce high quality 'paper' resources, from study packs to seasonal reflections, assemblies for schools, Peace People stories, postcards that celebrate women peacemakers or spread the message, No More War, Let's Build Peace. Let's not forget internal developments, the move to Hendon in 1998, several changes in staffing, new systems for data-management and accounting. The unfailing support of our President, Archbishop Malcolm McMahon, our members and volunteers - all contribute to the wonderful service that our small staff team offers to the Church and the peace movement. The words and gestures of Pope Francis affirm our work and encourage us to be even bolder in future. The arms trade is ever more aggressive. Technologies are shifting to the dangerous world of automation, drone warfare and killer robots. Financial investments still support the weapons' industry and unjust structures in Israel and Palestine. Our young people are increasingly vulnerable to knife and gun violence. We face these challenges in our national context and, through the Catholic Nonviolence Initiative, work with the Vatican to address the deep roots of violence, to forge a new moral teaching and practice. The potential of the Church to be a model and a powerhouse for active nonviolence is immense. Our task is to build a community of peace people who will help release this power. https://www.indcatholicnews.com/news/36656

Greg 4

Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen menyebar di seluruh dunia saat ini. Saudara-saudari Kristen kita menderita di negara-negara seperti Korea Utara, Cina, dan Rusia. Mereka menderita di negara-negara Islam tempat mereka diperlakukan dengan sangat buruk — bahkan dieksekusi jika mereka mengaku beriman kepada Kristus. ISIS dikenal karena melakukan kekejaman pada tingkat yang dihadapi oleh orang percaya Perjanjian Lama dan Baru. Penganiayaan dapat muncul dengan berbagai cara. Itu bisa fisik. Ini bisa menjadi pengambilan hidup. Itu bisa mengancam kehidupan. Itu bisa verbal. Bisa jadi orang mengejek Anda, meminggirkan Anda, atau menghina Anda karena iman Anda kepada Yesus Kristus. Itu bisa datang dengan cara lain. Tapi itu akan datang. Alkitab berkata bahwa "semua orang yang ingin hidup saleh di dalam Kristus Yesus akan menderita penganiayaan" (2 Timotius 3:12, BIS). Itu janji saya pikir kita jarang mengklaim. Kapan terakhir kali Anda meminta janji itu dipenuhi? Kami mengklaim janji perlindungan atau janji ketentuan. Tetapi kapan terakhir kali Anda berkata, “Tuhan, Anda berjanji bahwa jika saya menjalani kehidupan yang saleh, saya akan dianiaya. Jadi, ayo. "Tidak, kamu tidak berdoa itu. Saya juga tidak. Kami tidak menentukan tantangan apa, kesulitan apa, atau kesulitan apa yang menghadang kami. Yang kami tentukan adalah bagaimana kami akan bereaksi terhadap hal-hal itu ketika mereka datang. Yesus mengatakan ini tentang penganiayaan: “Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena mereka adalah yang empunya kerajaan sorga” (Matius 5:10 NKJV). Tapi terlalu sering kita dianiaya karena alasan yang salah. Yesus tidak mengatakan, "Berbahagialah orang yang dianiaya karena menjijikkan dan jahat." Biarlah karena Anda adalah pria yang saleh, wanita yang saleh. Mari kita pastikan itu untuk alasan yang tepat.

Greg 3

Saya membaca bahwa jika Anda ingin menjadi atlet Olimpiade yang sukses, Anda perlu berolahraga empat jam sehari, 310 hari setahun selama enam tahun untuk bersaing memperebutkan emas. Sekarang itu komitmen. Dalam perlombaan kehidupan, motif yang akan membuat kita terus maju, bahkan ketika kita pada saat berkecil hati, adalah Yesus. Kita terus berlari demi Dia, karena suatu hari kita akan berdiri di hadapan-Nya dan melihat Dia berhadapan muka. Ibrani 12: 1 memberi tahu kita, “Karena itu, karena kita dikelilingi oleh begitu banyak saksi kehidupan iman, marilah kita. . . jalankan dengan ketekunan ras yang telah Tuhan tetapkan di hadapan kita ”(NLT). Saya sering mengatakan bahwa setiap kali Anda melihat kata itu di dalam Alkitab, cari tahu untuk apa kata itu ada. Itu selalu mengacu pada apa yang telah dikatakan sebelumnya. Penulis Ibrani berkata, “Mengingat apa yang baru saja kita pelajari dari para pahlawan iman ini dalam Ibrani 11, karena contoh ini, marilah kita berlari dengan ketekunan.” Semua orang beriman yang hebat ini menjalankan ras kehidupan sehingga baik. Mereka tidak sempurna. Mereka mengacau. Mereka memiliki kekurangan. Namun mereka mengubah dunia mereka. Para penukar dunia Ibrani 11 menentang Firaun dan menasihati Raja Nebukadnezar. Mereka melewati Laut Merah. Mereka meneriaki tembok Yerikho. Mereka menutup mulut singa. Mereka memanggil api dan berjalan melalui api. Sekarang, penulis Ibrani berkata, lari seperti yang mereka lakukan. Hidup seperti yang mereka lakukan. Ini bisa dilakukan. Para penukar dunia Ibrani 11 tidak tahu semua yang kita tahu, namun mereka terus maju. Tuhan yang sama yang adalah Tuhan mereka juga Tuhan kita. Dewa kemarin adalah Dewa hari ini dan besok.

Greg 2

Ketika saya bepergian, saya biasanya membawa terlalu banyak barang. Koper di atas roda yang sangat bagus — sampai menyentuh karpet atau aspal. Jadi filosofi saya adalah bahwa jika saya tidak bisa membawanya, saya tidak boleh mengambilnya. Beratnya memperlambat saya. Ini juga berlaku dalam kehidupan Kristen. Jika Anda berlomba dan seseorang bergantung pada Anda, apakah itu hubungan yang produktif untuk memenangkan perlombaan? Ketika Tuhan menyuruh Abraham untuk meninggalkan negara dan keluarganya, Abraham membawa serta Lot keponakannya, yang seperti beban mati rohani. Itu menyebabkan konflik dengan Abraham, dan akhirnya keduanya harus berpisah. Seperti Abraham, terkadang kita memiliki hubungan yang melukai kita dalam ras kehidupan. Jadi secara berkala kita harus memeriksa hubungan kita dan bertanya pada diri sendiri, “Apakah ini hubungan yang baik untukku? Apakah orang ini mempercepat saya atau memperlambat saya? Apakah hubungan ini membangunkan saya, atau apakah itu menghancurkan saya? ”Kita perlu berlomba dengan orang-orang saleh yang memacu kita, bukan dengan orang yang tidak saleh yang memperlambat kita. Jadi carilah teman yang saleh. Dan yang lebih penting, jadilah teman yang saleh.

Greg 1

Di Yunani kuno, Olimpiade tidak bersaing untuk mendapatkan emas, perak, atau perunggu. Mereka berkompetisi untuk karangan bunga salam dari kaisar. Di kejauhan, pelari yang kelelahan bisa melihat kaisar berdiri dengan karangan bunga laurel yang akan ditempatkan di kepala pemenang. Sebagai orang Kristen, kita menjalankan ras kehidupan. Kami lelah dari serangan, hambatan, dan tantangan. Lihat kedepan. Yesus adalah tujuan kita berlari. Di sana Dia berdiri, bukan dengan karangan bunga salam, tetapi dengan mahkota. Lihatlah Yesus. Dia adalah orang yang kita hormati setiap hari. Dia adalah orang yang akan kita perjuangkan selama satu hari. Dia yang menjadi sasaran perlombaan ini. Kami tidak melakukannya untuk tepuk tangan. Kami tidak melakukannya untuk ketenaran atau ketenaran. Kita melakukannya agar kita dapat berdiri di hadapan Yesus suatu hari dan mendengar Dia berkata, “Dilakukan dengan baik, hamba yang baik dan setia. Masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu. ”Lihatlah Yesus. Jangan melihat keadaan. Juga, jangan memandang orang, karena orang akan mengecewakan. Jangan berharap mereka memiliki kata yang membesarkan hati. Bahkan, terkadang mereka memiliki kata yang mengecewakan. Mereka akan menantang motif Anda dan apa yang Anda lakukan.

Monday, 4 March 2019

Faktor yg mempengaruhi kualitas pelayanan publik

Dana orang dan alat. Ketiadaan regulasi, atau regulasi yg tumpang tindih, menyulitkan, banyak celah serta menyebabkan rantai pelayanan yg tidak efisien dan efektif. Perilaku serta kompetensi aparatur, penempatan aparatur kurang sesuai dengan karaktet sebagai pelayan, etos kerja rendah, tidak kreatif dan malas berinovasi. Ketiadaan sarana/prasarana pendukung, atau sarana ada namun kurang memadai. Perilaku masyarakat yg tidak mendukung terbentuknya budaya pelayanan yang baik, kesadaran merawat sarana pelayanan rendah, apatis dan kurang mau berpartisipasi untuk mendukung proses kualitas pelayanan.

Nekad

Flu yg mengganggu membuat malas untuk beraktivitas. Bergerak malas mau mandi apalagi. Ada yg bilang kalo lagi flu ga boleh mandi. Aku coba untuk mandi, tapi ga siram kepala, tidak masalah. Tapi ada sedikit rasa ga enak. Sebelumnya itu rasa seperti hidung tersumbat, badan rada hangat. Aku mandi pakai air dingin. Belum minum obat, meski suhu tubuh agak berbeda. Setelah mandi diteruskan dengan aktivitas biasa, untuk bolak balik nanti aku gunakan jasa ojek online, seharga delapan ribu untuk pergi pulang. Sekembali dari aktivitas, kepala mulai agak berat, frekuensi bersin pun bertambah, sempat minum decolgen, sebiji. Makan lalu tertidur sesaat, setelah jam sembilan malam mulai rasa ga enak, kayaknya flu ini bakalan memburuk. So, aku putuskan untuk keluar dengan motor cari obat. Sebenarnya di sekitar tempat tinggal ada rumah sakit yg pasti punya lah apotek. Tapi berhubung belum pernah mampir, jadi aku teruskan saja ke toko obat yg ada di pusat kota sana. Dengan sembilan belas ribu, dapat decolgen empat strip, xonce tiga strip dan lima buah masker mulut dan hidung berwarna ungu. Untuk makan malam, aku beli nasi goreng udang di bakmi jawa seputaran eltari, nunggunya lumayan lama, tapi emang makanannya juga tak kalah enak, bayarnya dua puluh tujuh ribu perak plus ongkos parkir. Sampai rumah, langsung makan tapi nasgordang nya aku campur dengan sedikit nasi putih. Enak juga, alias tidak terlalu pedas, karena tadi waktu pemesanan ga sadar jawab iya, saat ditanya mau pedas ya. Pakai air hangat dua gelas dengan sebiji decolgen dan dua tablet Xonce cukup melegakan. Aku bisa tulis saat ini, nyaris tidak ada meler dari hidung, atau bersin atau meriang. Padahal tadi sempat kepikiran juga, pas dekat rumah, sempat gangguan tenggorokan gatal dan batuk. Padahal obat yg tersedia hanya untuk gejala Flu. Untuk konsumsi obat, aku sangat membatasi, kalo diperlukan sekali baru aku gunakan, meskipun harus bersusah sedikit untuk menahan rasa sakit, dan pilihan untuk gunakan yg alami saja di tempat pertama.

Sunday, 3 March 2019

AIYEP 2004

Selama hampir lima bulan dalam kebersamaan, tiba di penghujung kegiatan. Teringat akan kekompakan atau kekonyolan yg dijalani bersama. AIYEP 2004/2005 memberi aku kesempatan leluasa untuk berpartisipasi dengan tujuh belas rekan dari beberapa propinsi. Inilah Australia Indonesia Youth Exchange Programme, yg pada kesempatan itu mengambil lokasi di Adelaide dan Port Lincoln untuk sesi Australia dan Propinsi Jawa Timur (Kab.Jombang dan Kota Mojokerto) untuk Indonesian programme. Belajar dan magang di AIDS Council South Australia dan Port Lincoln Computer Centre menjadi bekal bagi kelanjutan karir dan peluang bagi aku. Bertemu dengan komunitas baru, sharing dan berbagi pengalaman bersama. Karena aku wakil dari Propinsi NTT, aku diperkenalkan dengan keluarga asal NTT maupun orang Aussie yg punya hubungan dengan NTT. Ada kesempatan dimana kami sempat mengadakan kunjungan ke kediaman Alexander Downer. Berkunjung juga ke kantor Gubernur Australia Selatan dan Walikota Adelaide serta Walikota Port Lincoln. Memberikan suguhan tari-tarian, medley lagu daerah, parade busana daerah. Sungguh mengesankan, dimana orang asing mulai memberikan apresiasi ketika mereka berdialog langsung dan menemukan bahwa orang Indonesia itu budayanya sangat beragam dan penuh dengan toleransi meski hidup dalam perbedaan. Satu hal yg aku ingat, beberapa waktu sebelum kegiatan Berjalan, sempat terjadi Bom Kuningan, yg berakibat pada kerusakan Kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Dan sempat juga kejadian Tsunami Aceh di malam Natal 2004, yg mana membangun tali persaudaraan yg erat diantara sesama peserta. Untuk sesi di Indonesia, kami juga mengadakan atraksi budaya, kerja magang, waktu itu aku ditempatkan di kantor Pengolahan Data Elektronik Kota Mojokerto, sedangkan waktu di Jombang, terlibat dalam kegiatan pengajaran Bhs Inggris untk anak-anak SD Purisemanding. Dan di Jombang inilah aku mengalami peristiwa mistis yg bakal dikenang selamanya. Harmonisasi persahabatan masih berlanjut sampai kini, di hampir 15 tahun pasca AIYEP. Beberapa tahun setelah program ini, aku mendapat kesempatan untuk menjalani karir yg memberikan kesempatan untuk bepergian ke negara lain. Namun, kesannya tidaklah sama aku alami ketika menjalani program pertukaran pemuda antar negara.

Hidup sejati

Kalo aku punya banyak uang akan aku pakai untuk kegiatan amal bagi kemanusiaan. Kenyataannya sekarang, aku tidak punya banyak uang jadi aku tidak bisa terjun dalam bidang amal. Jika aku punya waktu, aku akan usahakan dengan lebih baik dan masuk ke bidang pelayanan masyarakat. Kenyataannya, aku punya banyak kesibukan sehingga untuk punya waktu saja, hampir-hampir sudah tidak punya. Jika aku punya ... Andai dan sebagainya memiliki pola yg serupa. Banyak tidak sadar kalo apa yg ada pada diri mereka berada dalam batasan tertentu. Mudah membuat suatu keputusan secara akal, namun setelah sadar yg ada hanya kekesalan, karena yg dilakukan sebelumnya membabi-buta. Iya, pikiran memang memiliki batas, dan akan jenuh setelah bekerja selama hampir setengah hari, sekalipun pikiran itu sering memanipulasi demi sebuah prestise, namun tidaklah demikian bagi alam bawah sadar, disinilah sumber dari segala deposito selama hidup, sehingga perlu hanya menanamkan yg baik dan positif saja, sehingga suatu saat ketika menarik apa yg ada di dalam, berkas file atau folder yg disuguhkan benar-benar memberikan penguatan dari affirmasi yg sudah diperkatakan sebelumnya. Bank hidup kita punya jutaan rekaman akan pemulihan bahkan perbaikan sisi manusia batiniah dan lahiriah kita yg investasikan selama kita hidup. Kalo ada yg tdk berkenan untuk menunjang kebaikan di kemudian hari, sebaiknya ditarik dan dikeluarkan segera sehingga tidak mengkontaminasi keseluruhan dari harmonisasi jiwa dan raga. Ini sesuatu yg penting sekalu diperhatikan,seperti yg diketahui bahwa nila setitik bisa merusakkan susu sebelanga.

Menjawab kekecewaan

Kenapa harus berhenti disini. Mengapa harus gagal. Apakah tidak ada jalan lagi. Begitulah upaya yg selalu dibikin sebagai protes dalam membatalkan sesuatu atau alasan untuk tidak dapat diterima. Apakah itu dalam mempertahankan suatu hubungan atau tidak bisa menerima apa pun yg sudah atau sedang menimpa. Muncul kesadaran untuk mempertanyakan. Langkah berikutnya bisa mengambil sedikit waktu untuk merenung. Saat menghadapinya dapat dimulai dengan menarik napas dalam-dalam dan membiarkan pikiran terkoneksi langsung dengan semesta. Memejamkan mata dan berkomunikasi dengan sang Khalik di alam bawah sadar. Membuka kesempatan untuk mendengar lebih banyak jawaban atas ribuan pertanyaan akan ketidak-sediaan dalam menerima kenyataan. Berapa kali terjebak dalam pengulangan yg mirip tiap kali menerima kenyataan yg dirasa pahit dan cenderung tak-berpihak. Punahnya kepekaan dalam pribadi bukan karena kerasnya tantangan yg dihadapi atau beratnya problem yg tak kunjung berujung temu. Lebihnya merupakan pendangkalan jiwa yg diakibatkan oleh mengikisnya lapisan dinding hati dalam menyerap dan mentransisi pola yg dianut. Banyak nilai universal dipandang cukup dalam mengubah sudut pemberian relaksasi bagi penyembuhan batin. Betapa besar dan luasnya warisan semesta yg belum termanfaatkan dengan baik.

Friday the thirteenth

Identifikasi malam jumat membuat stigma akan horror. Suatu ketika ada film seri yg dibuat untuk melengkapi ketakutan sebagian orang akan kengerian atau munculnya makhluk-makhluk tidak kasat mata yg digambarkan kemunculannya pada saat Jumat, apalagi ada yg mengaitkan dengan Jumat Kliwon. Aku sendiri malahan ikut-ikutan juga mengikuti pandangan sebagian yg menghorrornisasikan malam Jumat. Iseng ada yg pernah cerita kalo pernah kejadian, dimana ada sejumlah remaja yg bermain hantu-hantuan dengan mengelilingi pohon pisang kala bulan purnama, setelah tiga putaran, ada seorang temannya yg hilang atau pingsan gitu, setelah beberapa jam siuman, ditanya mengenai apa yg dia alami. Katanya waktu putaran ketiga tersebut, dia malah dikejar dan mengejar hantu, jadi teman-temannya sudah berujud lain. Fenomena apa yg dialami. Believe it or not. Ini suatu kejadian yg berada di luar kendali kita. Sebagai insan yg mengakui keberadaan Sang Khalik, kita juga paham bahwa ada juga sosok invisible yg mendiami ruang di jagad, dengan batasan diluar fisik. Gentar nya kita sampai kekuatan dari unseen world dimaknai sebagai daya yg dapat mengontrol semesta. Mengenai baik atau buruknya pribadi yg kemudian kita kenal sebagai penghuni alam roh, kita secara mudah membagi atas dua bagian. Bagian baik dan bagian buruk. Kekuasaan yg timbul di awal dan akan terus bertahan. Ini mengenai keabadian karena ketidak-mampuan jasmani dalam mempertahankan eksistensi, yg mana dunia tersebut menjadi pusat bagi keberlangsungan yg akan berhenti pada saat yg sudah diatur sebelumnya oleh penguasa alam semesta. Dilihat dari sisi yg saling kontras, barang tentu ada elemen atau unsur yg membedakan dg sangat jelas. Kenyataannya memang, kedua zat yg baik akan dapat dipadukan untuk mencapai harmonisasi dari sesuatu yg ingin dicapai. Apa saja unsur yg baik itu, tentu saja dapat memenuhi sebagian besar prosentasi dari keseluruhan objek. Bisa jadi diatas lima puluh persen, sehingga dapat dianggap atau dipandang baik. Dominansi dari keutuhan yg ditentukan sejak semula.

Saturday, 2 March 2019

Keseimbangan hidup

Pernah kecewa pernah marah pernah sakit hati pernah gundah, lanjutkan dengan yg apa pun perasaan negatif yg sudah anda alami. Aku mau bilang, selamat. Aku pun mengalami hal demikian. Mudah untuk menyembunyikan perasaan negatif. Selalu ingin dikenal hanya untuk hal yg baik-baik saja. Wajar saja bila saat down kita ada dalam situasi yg menghimpit, seakan apa yg kita alami hanyalah gelap dan tak berdaya. Kekuatan bukanlah berasal dari fisikal belaka yg memungkinkan kita bertahan dan tidak mampu dikalahkan, justru kekuatan itu ada jauh di dalam diri manusia kita yg tidak kelihatan. Sudah menjalani pembelajaran dan menjadi referensi ketika kita ingin kembali ke cermin hidup kita. Proses menjadi kuat dimulai dengan langkah awal untuk mendirikan pondasi di atas pemahaman yg baik akan siapa diri kita. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sekaligus menggantikan manusia batiniah kita. Jiwa yg kokoh, pandangan yg benar, persepsi serta anggapan yg berlaku universal memberikan wahana baru dalam menambah ketajaman untuk meyakini bahwa keterbatasan dan keunikan perlu dipelajari. Sampai kapan. Dunia masih berputar. Kita masih menjalani siklus yg sama, dimana terjadi banyak perdebatan yg tidak akan pernah usai mengenai kebaikan, kesatuan pemerataan sampai ke akar dari berbagai kesenjangan dan ketertinggalan. Selama hak dan kewajiban belum seimbang, kontrol akan kinerja selalu ada. Perubahan diupayakan dari waktu ke waktu. Ketidak-puasan bisa saja timbul sebagai bagian dari pengamatan secara hati-hati. Siapa pun yg masih bergulat dengan kehidupan tidak bisa menutup mata akan ketidak-pastian yg sewaktu-waktu datang dan menjadi tamu di rumah hati kita untuk sekian waktu tertentu. Hidup perlu keseimbangan, namun hidup juga mesti tidak berjalan rata, makna dari perlunya keberpihakan seyogyanya bermula dari tata letak suatu standar dalam ukuran yg dipakai dalam menakar kehidupan kita.

Sisi si untung

Mana yang lebih menguntungkan. Berbisnis dimana kita bekerja untuk uang atau membiarkan uang bekerja untuk kita. Kalo saya lebih memilih yang kedua. Mungkin ini terkesan mudah. Memberikan waktu dan kesempatan bagi uang untuk melipat-ganda. Investasi. Apakah ini perlu. Uang bekerja memungkinkan adanya arus perputaran yg di saat tertentu pasti akan ada perubahan, entah itu berada di atas, kita memperoleh keuntungan, saat berada di bawah, kita pun mengalami keuntungan walau tidak banyak.perlu juga melihat bahwa siklus ini ada yg berjalan lambat ada pula yg cepat putarannya bahkan ada juga yg stagnan selama waktu tertentu. Disini apa yg bisa kita lakukan. Kalo kita hanya punya peran hanya sebagai unsur yg dipakai dalam perputaran, kita tidak bisa berharap lebih, hanya menunggu saja dan memperoleh bagian yg mungkin tidak terlalu signifikan. Namun bagi yg berhak mengendalikan perputaran itu, kapan pun dapat dimainkan sesuai dengan kemauan dalam melihat perilaku yg mereka prediksi dalam melanjutkan perputaran. Saat membangun bisnis, akan mudah rasanya untuk menaruh sebagian besar modal untuk mengharapkan profit yg sangat besar. Perhatikan untuk menjalankan dari sisi pemain, akan lebih bermanfaat untuk si aktif dibandingkan dengan hanya menunggu dalam keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Grey hair

Aku ditanya sama anak migran, why do you have white hair (grey) on your head. Jawabnya asal saja, because i am getting older. Hehehe. Apa ini tanda penuaan. Aku sudah punya uban semenjak di bangku es em pe, kelas satu pula waktu itu. Ga banyak sih, cuman sudah muncul, dan uban itu kadang ada kadang hilang, sampai aku di universitas juga ada, kala itu berubah warna putih coklat kemerahan hitam dan munculnya juga sudah mulai berbaris rapi. Sejak itu mulai coba tutupi dengan pewarna, iya berhasil, tapi efek karena keseringan diwarnai, alhasil yg sebelumnya hitam juga jadi berbunglonisasi ke putih, jadinya sering dicabuti, maka sekarang sudah lumayan lah perkembang-biakan nya... Bertahun-tahun berlangganan pewarna sintetik, saatnya sekarang buat puasa mewarnai rambut.. Ingin lebih percaya diri dengan grey hair, meski hanya sepersepuluh dari total rambut kepala.. Aku bersyukur memiliki rambut asli sedemikian.

Being a night person

Ada yg berubah dengan kebiasaan. Lama menjalani pola tidur yg morning person trus beralih ke night person, tak disadari. Bukan karena kopi atau suasana hati penyebabnya. Lantas apa. Menjelang pukul sembilan lewat mata masih awet saja, lanjut terus tidak kerasa sudah lewat tengah malam, mau maksain tidur, tapi mata ogah terpejam walau raga sudah di tempat peraduan. Baca dan baca, yg ada ngantuk, tapi susah tertidur. Apa ini yg sebagian orang sebut insomnia. Hal ini bisa berlanjut sampai jam lims atau enam in the morning, kalo begini, apa pun aktivitas di pagi ini bakalan ga bisa dilakukan, gantinya dengan tidur enam sampai delapan jam ke depan. Setelah nya bangun dan ngerasa seperti something had never happened. Model begini yg kadang muncul ketika suasana kamar nyaman, dengan pendingin ruangan yg disetel sekitar delapan belas derajat celcius. Cuman yg dihadapi bikin resah orang lain, karena saat aktivitas sedang on, orang lain pada off..begitu pula sebaliknya, tapi selalu berusaha untuk tidur mengkonsumsi pil tidur, kuatirnya di efek ketergantungan bahkan sekresi kimia dari obatnya sendiri.

Alam marah

Seperti biasa aku punya jadwal ngajar siang di salah satu akomodasi untuk kaum migran. Selalu pukul dua kurang seperempat aku sudah keluar, panas luar biasa, mungkin akan hujan nih, pikir ku. Benar saja dalam perjalanan, mulai terliat awan hitam pekat, apa namanya aku tidak peduli. Setengah perjalanan, mulai hujan, pengen nya berteduh, tapi berat hati untuk mampir, terus saja menuju ke akomodasi, pas tiba, hujan deras langsung mengguyur, seakan sudah nahan cukup lama, kayak hujannya kebelet gitu, hahaha...ngajar seperti biasa, dan... Pas waktu mau pulang, hujannya reda, kayak sahabatan saja yg ngerti saat aku harus balik ke rumah tanpa diguyur lagi, sayangnya di beberapa kawasan sempat alami angin puting beliung, what..?!? Iya, sejumlah rumah berantakan porak-poranda diterpa angin kencang. Waktu liat di youtube, ngeri juga karena kejadian nya dekat sekali dengan tempat yg biasa aku lewati. Aku menyadari akan kemaha-kuasaan Ilahi dalam menaungi dengan tanganNya yg ajaib. Itu kejadian di akhir Pebruari, seakan memberi pesan keras untuk tetap siaga dan waspada karena alam bukan untuk ditakuti namun untuk ditakhluki.

Jika saya berbeda

Semua baik. Segala yg ada di alam semesta, berada dalam keseimbangan. Suatu kontrol yg terjadi secara harmonis. Saat menghadapi dunia yg penuh gejolak dan bisa saja terimbas karena pergerakan yg mengikuti ritme nya, sudut pandang menentukan posisi atau letak sesuatu benda atau hal. Memilih cara yg tepat mungkin saja merupakan kebalikan dari suatu titik dimana pandangan dimulai. Apa yg bisa ditentukan disini. Dari arah yg berbeda angka enam bagi seseorang terlihat angka sembilan bagi yang lain pada arah berlawanan. Membangun pola dicermati dari sudut dimana pengamatan dilakukan. Lalu apa yg menjadi ciri bagi objek. Menentukan lebih dulu tujuan dari apa yg akan diamati membantu fokus dalam penerapan tujuan itu sendiri. Bisa jadi keliru dalam penafsiran masing-masing. Ambil hal yg sudah menjadi kesepakatan umum, inilah yg dipandang sebagai kebenaran. Mengesampingkan fakta akan penafsiran lain yg berbeda dianggap sebagai opositas dari keadaan kini. Dalam budaya timur, tidak semua hal baik dipandang baik, mengenai tata cara adat dan kebiasaan, keberagaman perlu dipandang sebagai kemandirian yg tidak boleh terpisah dalam bingkai keutuhan. Membuka diri akan perubahan tapi eksistensi dari otentikasi nilai mesti tetap dihargai. Laksana sebuah rumah yg terisi dengan ruang dan aksesories yg membawa kehangatan bagi penghuni di dalamnya.

Friday, 1 March 2019

Menjadi pribadi yang atraktif

Belakangan ini terjadi kompetensi dalam hampir segala bidang. Berhubungan dengan produk atau jasa, rame rame dunia dibanjiri dengan ketatnya persaingan bisnis. Yang paling menyentuh kebutuhan manusia, lebih laris manis. Berbagai intrik dimainkan pelaku pasar untuk menghabiskan produknya. Umpan yg dipakai juga beragam, tidak tanggung tanggung, dengan modal kecil atau sedikit ingin mencapai atau menarik yg lebih besar atau si super gede. Kuatnya pancingan di beberapa area bisnis yg diincar, terlihat dari keinginan kuat si terincar untuk terus naik dari satu low hunger level ke higher starving level, ini berkaitan dengan penampilan dan kekinian. Ada yg terus haus dan lapar akan hal yg dianggap ngetrend dan tidak ingat akan ukuran dasar untuk tampil menarik. Come on, its not about how amazing you can spend money on luxurious things while others are not able to perform it. Smile... Tersenyum, bahkan untuk ini pun ada latihan juga, sehingga ga keliatan fake atau bahasa aku, un-professional smile. Mulailah dengan melemaskan otot wajah dengan berlatih vokal membunyikan suara a i u e o dengan leluasa,selain lebih rileks, yang ada nantinya lebih menarik dari sebelumnya. Perhatikan tipe orang yg disukai, sebagian besar dari mereka suka tersenyum. Tebarkanlah dan lakukan sesering mungkin.

Apa itu Sampah

Sampah dimana mana, di kota di desa, di berbagai lokasi. Pertama kali mendengar kata sampah, banyak anggapan yg tentu saja tidak terlalu menyenangkan. Ini mengarah ke sesuatu yg berkaitan dengan pengelolaan. Tidak ada yg mau dikatakan sampah barangkali efek dari kata yg bermakna ke sesuatu yg tdk berguna atau meresahkan. Saat ketemu orang lain dan disapa, eh sampah, atau hai sampah, long time no see, where have you been? Pasti ga mau ditegur dengan cara demikian. Lalu apa bedanya sampah dengan penggunaan istilah vulgar dalam bertegur sapa. Kebiasaan membuang sampah sembarang layaknya mengeluarkan bahasa vulgar yg sulit dikontrol. Dengar dengar ada proyek pembangkit listrik tenaga sampah (pe el te es), kebayang berapa energi yg dihasilkan bisa setara dengan jumlah sampah yg dipakai sebagai bahan bakar. Jadi yg tidak baik bisa dipakai sebagai produk untuk sesuatu yg baik. Sebaliknya, adakah hal baik yg dipakai untuk tujuan tidak baik.

Waktu bisa menyembuhkan

Awalnya mengira jika waktu dapat mengatasi persoalan. Membiarkan hal yang sudah terjadi, dengan harapan bahwa semua pasti akan berlalu. Mungkin benar, tapi nyatanya setelah sekian lama, problem yg tdk diselesaikan justru makin menumpuk dan sepertinya investasi dari masa lalu sudah mengalir ke mana mana. Berlalunya waktu tidak membuat masalah selesai, namun seperti menanam sebuah pohon yang lama kelamaan bertumbuh besar dan tinggi. Butuh usaha ekstra untuk memindahkan atau mencabutnya. Lebih senang dengan ungkapan jangan simpan amarah mu sebelum matahari terbenam, karena waktu yg berlalu tidak otomatis membuat persoalan berlalu. Tidak ingin membiarkan masalah terbenam dalam hati. Waktu merupakan kesempatan, pemberian yg datang dan pergi dan menyisakan kenangan. Bukan menyalahkan waktu atau mempercayakan waktu untuk mengambil alih persoalan. Ada waktu untuk melakukan apa pun, namun waktu tidak dapat menyembuhkan apa pun karena waktu tidak dapat dipercaya, harapan hanya diletakan pada yang berkuasa atas waktu.

Buku Sekolah Gratis

Sangat terbantu dengan adanya kumpulan buku yg bermanfaat dalam menunjang pembelajaran di kelas.Itu yg aku lihat selama ini ketika aku butuh bahan untuk mengajar. Awalnya aku harus ke perpustakaan, menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk menemukan buku panduan atau pegangan untuk mengajar. Adalah bukusekolahdigital.com yg cukup memudahkan aku dalam mempersiapkan bahan untuk di kelas. Untuk setiap mata pelajaran bahkan ada referensi lebih dari dua buku. Untuk kurikulum 2006 dan 2013 juga tersedia. Tinggal didonlod dan dibaca kemudian. Untuk pelajaran sekolah, dapat mengakomodir para pengajar dan siswa dalam menerapkan kajian dari setiap materi yg berkaitan dengan pembelajaran di kelas. Dalam format pdf yg friendly user, aku banyak menghabiskan waktu untuk menyusun bahan ajar secara efisien dan efektif.

Resolusi 2019

Saat ditanya apa resolusi buat 2019, sempat grogi juga, emang belum punya kepastian atau mungkin tidak terencana sama sekali. Beberapa menit kemudian muncul saja, asal aja, maunya sih, punya tanah, teruuusss, di atas tanah itu ingin dibangun rumah,.. Gubraaakkk... Seriously?!? Nampaknya ini khayal yg perlu dilanjutkan dalam mimpi, demikian disamparin dengan pertanyaan pas bangun tidur.
Tapi benar juga setelah sadar mulai seratus persen. Kalo punya tanah kan bisa bangun rumah diatasnya, beda kalo punya rumah, mau diapakan tanahnya? Paling dipakai buat kebutuhan bercocok tanam yang luasnya hanya bisa jadi tidak seluas ukuran rumah.
Inilah yang membuat cemas, mana ada tanah yg bisa diperoleh dengan biaya yg cukup terjangkau di tengah kota, tapi belum lagi daerah agak keluar sedikit dari kota pun belum ada yg terlirik dengan modal yg ada saat ini.
Tidak ingin membiarkan resolusi berujung tanpa hasil, bagi aku resolusi itu revolusi dengan solusi, jd perlu upaya besar besaran dalam mengubah produk pikiran supaya bisa mendatangkan manfaat yg bisa melibatkan kemandirian investasi dalam era milenial.
Langkah awal adalah memastikan ketersediaan tanah, so pasti dengan biaya yg mencukupi. Setelah diamati memang perlu sedikit bersabar, dan keyakinan untuk berdiri dalam fokus yg sdh dibikin alurnya.

Perlukah menutup mata saat berdoa

Tidak ingin terjebak dalam jawaban yang membingungkan, pas ada yg nanya, boleh dong buka mata saat berdoa, ya boleh saja, tapi apa wajib tutup mata saat berdoa, kalo diliat dari sisi yg mudah begini, kita berada dalam alam fisik atau jasmaniah dan alam roh yg tdk keliatan, saat mata jasmani kita masih bisa memandang, tentulah kita secara sadar berada dalam dunia nyata, nah bagaimana dengan sisi dunia yg tidak keliatan, kita bisa mengeksplor jauh ke dalamnya saat kita seolah olah mengalihkan sejenak dari hal yg tdk kita lihat secara langsung melalui indera penglihatan kita, saat menutup mata, dilanjutkan dengan konsentrasi, disini kita berusaha dan menaruh fokus pada sesuatu yg kita yakini ada, namun tdk dapat dg mudah terjamah secara fisik. Inilah sisi spiritual, bagian yg terdalam yg dpt menjangkau sampai ke unsur-unsur yg tdk mudah dijelaskan. Sebagaimana keyakinan muncul dan tetap terpelihara secara terus menerus.
Saat kita beralih dari dunia fisik, kita memberikan kesempatan kepada pribadi kita untuk menjelajah ke pikiran atau sesuatu yg bekerja di luar kendali kita.
Bagi saya pribadi, dengan memejamkan mata, membuat saya lebih mudah untuk membuat visualisasi lebih baik.
Lalu apa kaitannya dg berdoa.
Pada saat berdoa, komunikasi tercipta dengan lebih baik, unsur menerima dan diterima lebih mengena. Berbagai hal bisa disampaikan seraya diikuti dengan sejumlah gagasan baru yg muncul baik disadari maupun tidak disadari.
Pola yg dipakai untuk menghadirkan impian yg seakan lebih dekat disaat fokus tercipta dan tujuan dari doa bisa saja permohonan atau ungkapan syukur menjadi lebih dari sekedar pengulangan dari ritual yg biasa diikuti.

catatan dari On The Rock


Bertempat di Hotel On The Rock – Kupang, kegiatan Pelatihan mengenai pelayanan publik diselenggarakan selama tiga hari, semenjak 24-26 Januari 2019. Kegiatan ini diinisiasi oleh GEMA NTT dan Yappika Jakarta. Training diikuti oleh 25 partisipan yang berasal dari sejumlah kelompok sosial kemasyarakatan dalam wilayah Kota Kupang. Beberapa materi berkaitan dengan pelayanan publik, mulai dari aspek sampai pada penata-layanan. Materi yang tidak kalah seru adalah ombudsman, penulisan policy brief dan jurnalisme warga. Hampir semua peserta mengutarakan keluhan terhadap bidang yang berkenaan langsung dengan pelayanan publik. Apalagi menurut laporan yang baru saja dirilis, Kota Kupang merupakan satu dari lima kota terkotor di Indonesia, ini sesuatu yang sangat memalukan.
Pada hari pertama, peserta diberikan semacam tes awal untuk mencari-tahu sejauh mana pemahaman peserta akan pendalaman materi seputar kajian pelayanan publik, dan hasil ini nantinya akan digunakan sebagai pembanding untuk mengukur tingkat penyerapan dalam memahami materi setelah hasil post-test diperoleh. Fasilitator kegiatan nampak sangat maksimal dalam mengelola kelas dan memanfaatkan setiap sesi dialog sehingga menambah bobot pemahaman bagi peserta terhadap masing-masing materi yang disampaikan.
Nelcy, perwakilan dari BKM Kelurahan Oeba Kota Kupang menuturkan bahwa kegiatan ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan di ruang lingkup pelayanan publik, walaupun terkendala dengan pesimisme yang terkadang muncul ketika berhadapan langsung di lapangan.
Banyak hal menarik dipetik dari rangkaian pelatihan selama tiga hari dimaksud. Kaitan dengan budaya permissive yang berakar di masyarakat, para peserta diharapkan dapat mengupayakan dan memaksimalkan pengawasan atas kinerja dari pelayanan publik. Salah satu diantaranya adalah memanfaatkan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR), yang dapat diakses melalui website : www.lapor.go.id atau via layanan pesan singkat ke : 1708.
Keterlibatan warga masyarakat dalam mempengaruhi kualitas pelayanan Negara di segala bidang dapat dilakukan melalui partisipasi aktif dalam mengumpulkan informasi, verifikasi dan menyebar-luaskannya melalui blog personal, portal jurnalisme warga dan media komunitas, dengan tetap berpatuh pada etika publik.

Contoh MC penutupan acara in English

Hari kedua atau hari penutupan, aku persiapkan lagi untuk nge-MC

Good afternoon to everyone,

Distinguished guests, ladies and gentlemen,

Praise to God, we have come to the final event of the Lifeskill for diversity support training for youth, and it is my great pleasure and honour to welcome all of you again this late afternoon.

We are very honoured to have with us here this afternoon, Mr.***, as **** to give us the closing speech.

I would like to now call upon Mr.***, to present us with the closing speech and ceremony.
Thank you

(After...)

Thank you, Mr.*** for the speech.

Distinguished guest, ladies and gentlemen,

It is my great pleasure to announce that for about two days training, participants have already prepare the action plan in the form of plans for joint activities that will be implemented in the three accomodation.
We hope that these activities will have the good impact for the community around the hotel.

Distinguished guest, ladies and gentlemen,

We have now come to the end of training for youth.

On behalf of the organizer and participants, i would like to express my upmost gratitude to all the distinguished guests, facilitators and participants for making the training a success.

Let us be guided by all the things we have learned and heard throughout the training and be able to see and influence our future.

Until we meet agaib, may all of you have a safe journey home.

Thank you and God bless you.


Kegi

MC in English pada pembukaan kegiatan Training

Senang juga pas diminta untuk nge-MC pada kegiatan Training untuk Local Youth dan pemuda migran, siapa tau ada yg butuh untuk referensi, sekiranya bisa jadi pertimbangan.

Pada kegiatan Pembukaan :

Well, ladies and gentlemen,
May i have your attention, please..the opening training is about to begin, please have a nice seat and back to your position.

Good morning ladies and gentlemen,
Welcome to N** Hotel Kupang for Lifeskill training. My name is M***** and its being a great honour for me to standing here and welcome each and everyone of you in 2 days training.

Dear All,
In this training, participants will be equipped with plenty of opportunities to discuss, share knowledge and insight.
At the end of the program, these joint youth will prepare the action plan in the form of plans for joint activities that will be implemented in K***** **", I***** H**** and L******* H****.
With the hope that these activities can be beneficial for the community around the hotel.

Before we proceed the training today, we would like to express our sincere gratitude to :
Excellency speaker from *** Jakarta, MS. **
Excellency speaker from *** Jakarta, MS.**
Excellency speaker from English Department, **** Kupang, Mrs. ***
Excellency speaker from English Department, **** Kupang, Mr.***

Excellencies, our distinguished guest, ladies and gentlemen,
Without further i do, we would like to invite to the podium to deliver his welcoming speech, as *** Eastern Region Program Coordinator, Mr. ***
Please give a warm applause.

(After...)
Thank you Mr. *** for the welcoming speech.

It is now my deep pleasure to invite our Guest Speaker, Mr.*** , as Secretary of Youth Service Division **** to deliver his motivational message in order to support diversity.
Please give a warm applause.

(After....)
Thank you for wonderful speech, Mr.***

Excellencies, ladiea and gentlemen,
Before we come to our main activity, we are now in a coffee break.
Please be noted that break is only 15 minutes.
For the participants in training, there will be two classes, class A and class B.
Please check your name on the participant list paper at the entrance to the assigned training room.

Please enjoy your snacks and coffee served.
Thank you.



Belajar lagi

Putus asa memasuki usia kepala empat, rasanya masih ingin memiliki apa yang belum tercapai selama ini. Takut memang, semacam rasa terancam, belum punya rumah. Hahaha... Lalu ngapain aja selama ini. Hampir semua orang di usia gini (40+, red) sudah mapan, maksudnya matang papan, sudah punya rumah, apakah ukuran kecil, sedang atau luas sekian hektar. Biasalah, ada bangga juga kan kalo sudah miliki rumah. Mau perlu survey, kayaknya ga niat kali ini. Kebanyakan punya rumah dan they can do whatever things at their own house. Singkatnya, aku juga mau miliki rumah, tapi yang idaman itu ga mudah direalisasikan saat belum ada kecukupan dana. Sempat kepikiran buat ngambil cicilan, tapi setelah dikalkulasi, agak memberatkan belum lagi jangka waktu pelunasan more than twenty years..maunya kalo punya ketersediaan biaya, beli tanah dulu dan ditanami dengan sesuatu yg bisa mendukung kebutuhan dasar dulu sebelum membangun rumah impian.